Bisnis.com, JAKARTA — Hingga Agustus 2022, bank besar masih memertahankan pertumbuhan laba yang signifikan. Secara gabungan tiga bank terbesar di Tanah Air dari segi aset, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI, dan PT Bank Central Asia Tbk. atau BBCA mengantongi laba bersih Rp 82,26 triliun.
Mengutip laporan keuangan bulanan perusahaan, BRI mencatat laba bersih secara individual sebesar Rp33,56 triliun sampai dengan Agustus 2022. Perolehan ini tumbuh 88 persen dibandingkan realisasi pada akhir Agustus tahun lalu.
Dikutip dari laporan keuangannya, BRI tercatat membukukan pendapatan bunga senilai Rp85,64 triliun atau meningkat 10 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pada saat bersamaan, beban bunga yang dipikul perseroan susut 18 persen menjadi Rp13,43 triliun.
Dengan realisasi tersebut, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) dari emiten bersandi saham BBRI ini meningkat 18 persen yoy menjadi Rp72,21 triliun.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan perseroan optimistis melanjutkan kinerja positif meski di tengah berbagai tantangan yang muncul. Menurutnya, perekonomian Indonesia, yang digerakan oleh konsumsi rumah tangga dan investasi, masih akan terus melanjutkan pemulihan.
“Hal ini terlihat dari berbagai indikator makroekonomi yang masih kondusif untuk memberi ruang gerak bagi sektor UMKM sebagai tulang punggung dari perekonomian nasional yang tentunya beresonansi dengan bisnis BRI,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (12/10/2022).
Baca Juga
Dia menyatakan pertumbuhan kredit BRI terus menunjukkan tren positif, didukung dari pertumbuhan digit ganda pada segmen mikro yang memiliki imbal hasil optimal. Dengan situasi ini, perseroan optimistis untuk mencetak laba bersih yang lebih baik dari tahun lalu.
Hingga Agustus 2022, BRI menyalurkan kredit secara individual sebesar Rp1.004,24 triliun atau tumbuh sebesar 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp922,88 triliun.
“Dengan telah memperhitungkan pengaruh dari berbagai faktor seperti tekanan inflasi dan kenaikan suku bunga, kami optimistis perkembangan laba BRI pada semester II/2022 masih akan menunjukkan tren yang sama dengan perkembangan laba semester I/2022,” tuturnya.
Supari menambahkan bahwa perseroan saat ini terus berfokus pada segmen UMKM dengan porsi pembiayaan yang terus meningkat. Kredit yang mengalir ke sektor tersebut berkontribusi lebih dari 83 persen dari total portofolio.
Menurutnya, secara historis di berbagai periode krisis, UMKM dengan resiliensinya terbukti mampu menjadi penyangga dan penggerak ekonomi menuju pemulihan.
“Mencermati perkembangan situasi global, pada pandangan kami, UMKM terutama usaha mikro kami lihat berada jauh dari episentrum krisis global namun akan sangat dekat dengan dukungan dari pemerintah pada periode krisis,” pungkasnya.
Dia juga berpandangan bahwa dengan situasi pandemi yang terkendali, UMKM akan relatif mampu bertahan terhadap pengaruh kondisi global, sehingga dapat terus menopang kinerja BRI.