Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BTPN Raup Laba Bersih Rp2,41 Triliun hingga Kuartal III/2022

Laba konsolidasi BTPN hingga September 2022 tumbuh 18 persen secara tahunan.
Pejalan kaki melintas di dekat logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. di Jakarta, Selasa (16/10/2018). /JIBI-Dedi Gunawan
Pejalan kaki melintas di dekat logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. di Jakarta, Selasa (16/10/2018). /JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) telah mencatatkan pertumbuhan laba bersih konsolidasi 18 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) per kuartal III/2022 menjadi Rp2,41 triliun, dibandingkan Rp2,04 triliun pada kuartal III/2021.

Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih perseroan terdorong oleh kinerja pendapatan bunga yang tumbuh tipis dari Rp11,06 triliun pada September 2021 menjadi Rp11,43 triliun per September 2022.

Sementara itu beban bunga perseroan mencapai Rp2,76 triliun per kuartal III/2022. Dengan begitu, pendapatan bunga bersih BTPN naik 4 persen yoy menjadi Rp8,66 triliun per kuartal III/2022.

Seiring dengan hal tersebut,  BTPN juga mencatatkan rasio profitabilitas yang moncer, seperti tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) yang naik dari 1,51 persen menjadi 1,71 persen. Kemudian, tingkat pengembalian modal (return on equity/ROE) naik dari 7,33 persen menjadi 8,55 persen.

“Pertumbuhan laba bersih Bank BTPN yang impresif tidak lepas dari optimisme masyarakat dan pelaku usaha terhadap pertumbuhan ekonomi,” kata Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar dalam siaran pers, Selasa (1/11/2022).

Aset Bank BTPN pun naik 9 persen yoy menjadi Rp199,90 triliun pada kuartal III/2022. Bank BTPN bisa meningkatkan penyaluran kredit 13 persen yoy menjadi Rp155,43 triliun per akhir September 2022.

Penyaluran kredit Bank BTPN terdongkrak oleh peningkatan kredit segmen korporasi sebesar 23 persen yoy dan pembiayaan syariah sebesar 11 persen yoy. Sementara itu, biaya kredit turun 19 persen yoy menjadi Rp1,29 triliun.

“Kami juga terus memantau kualitas kredit nasabah dan menjaga kecukupan pencadangan biaya kredit,” kata Henoch.

Tercatat, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross Bank BTPN berada di level 1,41 persen, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,56 persen.

Bank BTPN menyesuaikan jumlah dana pihak ketiga (DPK) dengan kebutuhan likuiditas. Tercatat, DPK Bank BTPN meningkat sebesar 1 persen yoy menjadi Rp103,88 triliun pada akhir September 2022. Porsi dana murah atau current account savings account (CASA) Bank BTPN mencapai 41 persen.

Bank BTPN juga mengandalkan platform digital Jenius untuk mendongkrak penghimpunan dana dan kredit. DPK yang dikelola di Jenius meningkat 33 persen yoy menjadi Rp19,4 triliun. Kemudian, total kredit yang disalurkan melalui Jenius mencapai Rp786,86 miliar, atau naik 185 persen yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper