Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adira Finance (ADMF) Ungkap Faktor Laba Tembus Rp1,14 Triliun per September 2022

Direktur Utama Adira Finance Dewa Made Susila mengungkapkan setidaknya terdapat tiga faktor pendorong pertumbuhan laba perusahaan.
Model mengoperasikan aplikasi milik Adira Finance /JIBI-Felix Jody Kinarwan
Model mengoperasikan aplikasi milik Adira Finance /JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance menyebutkan kenaikan laba bersih menjadi Rp1,14 triliun atau naik 52,14 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) terdorong tiga faktor.

Direktur Utama Adira Finance Dewa Made Susila mengungkapkan faktor pendorong pertumbuhan laba perusahaan disebabkan membaiknya margin dan kenaikan aset Adira Finance. Hasilnya, pendapatan bunga ikut terkerek. Dari sisi aset, perusahaan mencatatkan kenaikan sebesar 1,3 persen yoy, dari semula Rp24,02 triliun menjadi Rp24,32 triliun.

Made merincikan pendapatan bunga Adira Finance meningkat sebesar 2 persen yoy menjadi Rp6,7 triliun, sementara beban bunga turun 5 persen yoy menjadi Rp2,3 triliun yang sejalan dengan adanya penurunan pada jumlah pinjaman dan biaya bunga.

Alhasil, ungkap Made, pendapatan bunga bersih meningkat sebesar 6 persen secara tahunan menjadi Rp4,4 triliun dan margin bunga bersih meningkat dari 13,1 persen menjadi 18,1 persen di kuartal III/2022.

Kedua, cost of credit yang turun. Jadi karena asset quality-nya naik, cost of credit itu jauh lebih rendah dari tahun lalu,” ujar Made dalam paparan kinerja keuangan kuartal III/2022 di Jakarta, Rabu (2/11/2022).

Dia menjelaskan bahwa beban operasional relatif stabil menjadi Rp2,7 triliun. Sementara itu, cost of credit terus mengalami penurunan sebesar 39 persen yoy menjadi Rp683 miliar hingga September 2022.

Ketiga, kita mengelola biaya cukup bagus, sehingga bisa terkendali rasio antara biaya operasional dan pendapatan terus membaik. Tiga komponen ini yang menopang peningkatan laba bersih Adira Finance,” terangnya.

Selanjutnya, dari indikator kinerja, rasio return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) masing-masing meningkat menjadi 6,3 persen dan 17,3 persen dari sebelumnya sebesar 3,7 persen dan 12,6 persen. Sampai dengan September 2022, rasio gross kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) konsolidasi berada di level 1,9 persen.

Dari sisi pendanaan, emiten pembiayaan bersandi saham ADMF ini terus melakukan diversifikasi sumber pendanaan melalui dukungan berkelanjutan dari pembiayaan bersama dengan PT Bank Danamon Tbk. (BDMN) dan memperoleh pinjaman eksternal yang meliputi pinjaman bank dan obligasi.

Adapun, pembiayaan bersama mewakili 47 persen dari piutang yang dikelola. Sementara itu, total pinjaman eksternal turun 9 persen yoy menjadi Rp 10,8 triliun, yang terdiri dari pinjaman bank baik dalam negeri dan luar negeri dan obligasi, masing-masing memberikan kontribusi 42 persen : 58 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper