Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah bank siap menggelar penambahan modal dengan skema rights issue pada November 2022 ini. Upaya rights issuedilakukan guna memenuhi tenggat ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga akhir tahun.
Terbaru, PT Bank Maspion Indonesia Tbk. (BMAS) akan menerbitkan saham baru melalui mekanisme penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue.
Berdasarkan keterbukaan informasi, manajemen Bank Maspion menjelaskan akan menerbitkan 4,17 miliar saham pada aksi korporasi PMHMETD II. "Perseroan menawarkan sebanyak 4.176.853.845 saham baru atau sebesar 48,45 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah terlaksananya PMHMETD II, dengan nilai nominal Rp100," tulis manajemen dikutip pada Jumat (18/11/2022).
Selain itu, PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) berencana rights issue akhir bulan ini. Bank digital yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Akulaku ini bakal menerbitkan maksimal 2.617.133.843 atau 2,61 miliar lembar dengan harga pelaksanaan Rp650 per saham. Dengan demikian total dana ditargetkan dapat mencapai Rp1,7 triliun.
Bank-bank tersebut menggelar rights issue guna memenuhi ketentuan OJK terkait modal inti. Mengacu pada peraturan OJK (POJK) No.12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum, bank diharuskan memiliki modal inti sebesar Rp3 triliun dengan batas terakhir pada 31 Desember 2022.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan bahwa apabila bank tidak mampu memenuhi ketentuan modal inti, OJK menyiapkan sejumlah opsi.
Baca Juga
Pertama, bank akan dipaksa merger mengacu pada POJK tentang perintah tertulis, salah satunya agar memastikan ketentuan OJK dipenuhi. Kedua, OJK akan menerapkan down grading bank untuk jadi bank perkreditan rakyat (BPR). Ketiga, self liquidation atau likuidasi oleh bank yang tidak mampu mencapai modal inti Rp3 triliun.
Sementara itu, berdasarkan catatan Bisnis mengacu pada laporan keuangan per September 2022, setidaknya ada 15 emiten bank yang belum memenuhi ketentuan modal inti minum Rp3 triliun.
Mereka adalah PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR), PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA), PT Bank National Nobu Tbk (NOBU), PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA), PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC), PT Bank Ganesha Tbk. (BGTG), PT Bank of India Indonesia Tbk. (BSWD), PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP), PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI), PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK), Bank Neo Commerce, PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA), PT Bank Victoria Tbk. (BVIC), Bank Maspion, dan PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR).
Namun, Bank Oke telah menjalankan rights issue pada Oktober 2022. Direktur Kepatuhan Bank Oke Efdinal Alamsyah mengatakan bahwa berdasarkan hasil rights issue itu, Bank Oke telah memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun.
“Kita sudah selesai rights issue dan sudah masuk dana setoran modal, kurang lebih Rp500 miliar. Saat ini kita masih menunggu persetujuan OJK untuk dicatat sebagai modal,” ujarnya kepada Bisnis, pekan lalu (9/11/2022).
Menurut Efdinal, modal inti Bank Oke per akhir Oktober sudah mencapai Rp3,47 triliun. Alhasil, tinggal 14 emiten lagi yang masih berkejaran memenuhi ketentuan modal inti tersebut.
Sedangkan, berdasarkan catatan Bisnis, setidaknya ada tujuh bank yang akan menjalani rights issue bulan ini. Berikut jadwal rights issue tujuh bank yang direncanakan akan diperdagangkan pada bulan ini:
1. Jadwa Right Issue Bank Ina (BINA)
Berdasarkan prospektus di keterbukaan informasi, Bank Ina berencana melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu IV (PMHMETD IV) alias rights issue sebanyak-banyaknya 296,85 juta saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Sebelum melakukan aksi penambahan modal ini, emiten bersandi saham BINA telah mengantongi persetujuan dari pemegang saham lewat rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 3 Juni 2022. Lalu, perseroan melaksanakan rights issue pada 16 November 2022.
Adapun, harga pelaksanaan yang ditetapkan dalam aksi rights issue ini adalah sebesar Rp3.600–Rp4.200 per saham. Dengan demikian, dana segar yang akan diterima BINA adalah sebanyak-banyaknya Rp1,24 triliun.
2. Jadwa Right Issue Bank Neo Commerce (BBYB)
Dalam Prospektus yang diterbitkan di keterbukaan informasi, rights issue Bank Neo Commerce akan berlangsung pada 24 November mendatang, bersamaan dengan periode perdagangan yang berlangsung pada 24 – 30 November.
Akhir pembayaran pemesanan tambahan jatuh pada 2 Desember 2022, dengan tanggal penjatahan pada 5 Desember dan tanggal pengembalian uang pemesanan pada 7 Desember 2022.
3. Jadwa Right Issue Bank Bumi Arta (BNBA)
Bank Bumi Arta akan melakukan aksi tambah modal melalui mekanisme rights issue sebanyak 1,38 miliar saham dengan nilai nominal Rp100. Dalam keterbukaan informasi bulan lalu (4/10/2022), manajemen Bank Bumi Arta menjelaskan hak memesan efek terlebih dahulu atau HMETD itu akan diperdagangkan mulai 21–25 November 2022.
4. Jadwa Right Issue Krom Bank Indonesia (BBSI)
PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) yang telah resmi berganti nama menjadi PT Krom Bank Indonesia Tbk. akan menambah permodalan dengan skema rights issue. Rencananya, saham di rights issue akan diperdagangkan pada 16–22 November 2022.
5. Jadwa Right Issue Bank Amar (AMAR)
Berdasarkan prospektus yang dirilis di Bursa Efek Indonesia, PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) berencana melakukan rights issue sebanyak 4,56 miliar dengan nilai nominal Rp100 per saham. Adapun harga pelaksanaan dipatok Rp280.
Sementara, periode perdagangan dan pelaksanaan rights issue Bank Amar pada 30 November hingga 6 Desember 2022.
6. Jadwa Right Issue Bank Maspion (BMAS)
Rights issue bank yang telah dilepas Alim Markus kepada Kbank ini akan dilakukan pada 24–30 November 2022.
Manajemen Bank Maspion menjelaskan akan menerbitkan 4,17 miliar saham pada aksi korporasi PMHMETD II. Setiap pemegang 100 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan tertanggal 22 November pukul 16:00 WIB berhak atas 94 HMETD. Nantinya, 1 HMETD akan memberikan hak kepada pemegang saham untuk membeli 1 saham baru.
Lebih lanjut, PMHMETD II bakal dibanderol dengan harga pelaksanaan Rp410 rupiah. Dengan demikian, dana yang akan diserap oleh perseroan sebesar Rp1,71 triliun.
7. Jadwa Right Issue Bank Ganesha (BGTG)
Berdasarkan keterbukaan informasi, manajemen menggelar aksi rights issue sebanyak 7,5 miliar saham dengan harga Rp120 per saham. Jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam rights issue ini maksimal Rp900 miliar
Secara efektif Bank Ganesha menawarkan PMHMETD II pada 25 November 2022. Kemudian, perdagangan PMHMETD II akan digelar pada 9-15 Desember 2022.
Untuk pemesanan dan pembayaran right issue akan digelar pada 9-15 Desember 2022. Lalu, penyerahan saham baru hasil right issue pada 13-19 Desember 2022.