Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menakar Bank Digital Besutan Chairul Tanjung, Anthoni Salim, dan Hary Tanoesoedibjo

Tiga orang terkaya Indonesia, Chairul Tanjung, Anthoni Salim, hingga Hary Tanoesoedibjo membawa lini keuangannya yakni bank masuk ke ranah digital. Siapa juara?
MotionBanking MNC Bank/Istimewa
MotionBanking MNC Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Tiga bank milik crazy rich yang disebut bertarung di ranah digital tercatat melonjak pesat per September 2022. Pertumbuhan laba ini dinilai terdorong oleh ekosistem konglomerasi.

Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih PT Bank Ina Perdana Tbk. atau Bank Ina (BINA), milik cray rich Anthoni Salim melonjak 224 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) hingga mencapai Rp94,83 miliar per kuartal III/2022.

Demikian juga cikal, bank digital milik crazy rich Surabaya Hary Tanoesoedibjo, yakni PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) atau Bank MNC juga melesat 897,17 persen yoy per kuartal III/2022 hingga mencapai Rp57,51 miliar.

Lainnya, bank digital besutan salah satu orang terkaya Indonesia Chairul Tanjung, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) membukukan laba bersih sebesar Rp209,02 miliar pada kuartal III/2022. Perolehan ini melesat 812 persen yoy.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan, pada dasarnya kinerja laba bank ditopang dari tiga hal. Pertama kualitas aset, termasuk kredit di dalamnya.

Kedua, fee based income sebagai alternatif. Ketiga, instrumen investasi lain yang dimiliki bank, sehingga bank mendapatkan gain.

"Untuk bank milik konglomerat, jika ekosistem bank mereka mendukung, seperti penyaluran pembayaran, investasi, dan pembiayaannya masuk ke grup konglomerasi tersebut, maka akan memberikan sisi positif," ujarnya kepada Bisnis pada Minggu (13/11/2022).

Sedangkan, Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengatakan bahwa bank-bank milik konglomerat itu umumnya mempunyai marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang tinggi. "NIM yang lebar menambah keuntungan bank," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu mengatakan bahwa moncernya laba perseroan per September 2022 disebabkan oleh pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) yang cukup tinggi, masing-masing sebesar 196 persen yoy dan 82 persen yoy. "Cost of fund juga terjaga dengan baik," ujarnya kepada Bisnis pada Rabu (9/11/2022).

Sementara, Allo Bank menyebutkan bahwa kinerja laba yang moncer itu terdorong ekosistem yang sudah matang. “Kami telah mencapai banyak hal sebagai bank digital dengan terus mengoptimalkan ekosistem bisnis CT Corp, pemegang saham strategis kami dan bisnis ritel terkemuka lainnya di Indonesia,” ujar Presiden Direktur Allo Bank Indra Utoyo dalam siaran pers, beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper