Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatatkan jumlah tertanggung dalam asuransi jiwa hingga kuartal III/2022 telah mencapai 80,85 juta orang.
Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon mengatakan, total tertanggung ini mengalami peningkatan 17,70 juta orang atau setara dengan 28 persen dibandingkan kuartal III/2021 yang berada di 63,15 juta orang.
Hasil tersebut menunjukan bahwa lebih dari 80 juta orang telah mendapatkan akses perlindungan dari industri asuransi jiwa. Tentunya peningkatan tersebut sangat mempengaruhi tingkat penetrasi asuransi jiwa terhadap total populasi penduduk yang mencapai 9,5 persen
“Secara terperinci, tertanggung perorangan tumbuh 33,5 persen menjadi 25,97 juta orang. Sementara tertanggung kumpulan meningkat 25,6 persen menjadi 54,88 juta orang,” ujar Budi dalam konferensi pers, Rabu (23/11/2022).
Saat jumlah pemegang polis asuransi bertambah, uang pertanggungan (UP) juga naik menjadi Rp4.8 triliun, atau naik 15,9 persen dibandingkan dengan kuartal III/2021. “Perolehan ini dikontribusi oleh UP perorangan yang tumbuh 18,6 persen menjadi Rp2.64 triliun dan UP kumpulan tumbuh 12,8 persen menjadi Rp2,2 triliun,” ujar dia.
Di sisi lain, total polis industri asuransi jiwa tercatat sebesar 26,18 juta polis, bertambah sebesar 6,95 juta polis atau setara dengan 36,1 persen dibandingkan dengan kuartal III/2021. Capaian tersebut dikontribusi dari polis perorangan yang tumbuh 36,1 persen menjadi 25,19 juta polis dan polis kumpulan yang naik 37,8 persen menjadi 991,964 polis.
Baca Juga
Adapun, total pendapatan industri asuransi jiwa diperoleh sebesar Rp164,55 triliun pada kuartal III/2022. Capaian ini mengalami penurunan sebesar 4 persen dibandingkan kuartal III/2021. “Penurunan ini cenderung disebabkan oleh menurunnya pendapatan premi yang berkontribusi sebesar 87,4 persen terhadap total pendapatan,” ujar dia.
Sebagai informasi, kinerja Industri asuransi jiwa pada tahun 2023 diproyeksikan masih akan bertumbuh yang didorong oleh ekonomi dalam negeri dengan GDP diperkirakan lebih dari 5,3 persen.
Ketua Bidang Keuangan Permodalan, Investasi, dan Pajak Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Simon Imanto mengatakan, sejauh ini pertumbuhan ekonomi dalam negeri cukup baik di mana terus mengalami pemulihan pasca terjadiny pandemi Covid-19. Pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi domestik dan juga harga komoditas yang sempat menguntukan Indonesia.
“Kami berharap GDP Growth Indonesia bisa mencapai 5,4 persen pada akhir 2022. Sementara pada tahun 2023 juga diharapkan bisa mencapai lebih dari 5,3 persen,” ujar Simon.
Pertumbuhan ekonomi tersebut diyakini dapat mendorong kinerja asuransi jiwa ke depan. Meskipun demikian industri asuransi jiwa juga perlu siap untuk menghadapi sejumlah tantangan yang akan datang agar bisa survive.