Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan penyaluran kredit baru oleh perbankan pada November 2022 terindikasi mengalami kenaikan atau melonjak 26,8 persen jika dibandingkan periode Oktober 2022 (month-to-month/mtm).
Peningkatan tersebut dilihat dari Saldo Bersih Tertimbang atau SBT penyaluran kredit baru sebesar 59,6 persen, atau lebih tinggi dari SBT pada Oktober 2022 sebesar 32,8 persen.
"Faktor utama yang memengaruhi perkiraan penyaluran kredit baru tersebut, yaitu permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melalui keterangan resmi, Senin (19/12/2022).
Dia menuturkan, secara keseluruhan periode kuartal IV/2022, pertumbuhan kredit baru diperkirakan meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya.
“Nilai SBT penyaluran kredit baru diperkirakan sebesar 89,1 persen, lebih tinggi dibandingkan 84,5 persen pada triwulan III 2022,” ujarnya.
Sementara itu, permintaan pembiayaan korporasi terindikasi tumbuh positif pada November 2022. Erwin mengatakan, ini tercermin dari SBT pembiayaan korporasi sebesar 13,2 persen.
Adapun, mayoritas sumber pembiayaan terutama dipenuhi dari dana sendiri, diikuti oleh penambahan kredit baru ke perbankan dalam negeri, pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik, dan pinjaman/utang dari perusahaan induk.
Kemudian dari sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan baru terindikasi tumbuh positif pada November 2022.
“Mayoritas rumah tangga memilih bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan yang terpantau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya,” jelasnya.
Kredit Multi Guna menjadi jenis pembiayaan yang paling banyak diajukan oleh rumah tangga. Sementara, sumber pembiayaan lainnya menjadi preferensi responden guna memenuhi kebutuhan pembiayaan antara lain koperasi dan leasing.