Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RDG BI Putuskan Suku Bunga Acuan Hari Ini, Begini Proyeksinya

BI diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen pada akhir RDG hari ini.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberi keynote speech di acara Fintech Summit Ke-4 & Bulan Fintech Nasional pada hari ini, Senin (12/12/2022). Dok Bank Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberi keynote speech di acara Fintech Summit Ke-4 & Bulan Fintech Nasional pada hari ini, Senin (12/12/2022). Dok Bank Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan keputusan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada akhir Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini, Kamis (19/1/2023).

BI diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen pada akhir pertemuan hari ini. Keputusan akan diumumkan mulai pukul 14.00 WIB.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan kenaikan suku bunga acuan lanjutan sebesar 25 basis poin merupakan langkah untuk menjaga inflasi yang saat ini sudah dalam tren menurun. Kenaikan suku bunga juga diperlukan untuk memastikan inflasi dapat kembali lebih cepat ke dalam target sasaran 2 hingga 4 persen.

“Selain itu, juga sebagai antisipasi beberapa meeting bank-bank sentral besar dunia yang diperkirakan masih akan menaikan suku bunga acuannya sehingga dibutuhkan untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” katanya kepada Bisnis, Rabu (18/1/2023).

Faisal memperkirakan, tingkat suku bunga acuan selanjutnya akan bertahan pada level 5,75 persen hingga akhir 2023.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menyampaikan bahwa kenaikan suku bunga acuan masih diperlukan sebagai upaya BI untuk menjaga stabilitas rupiah dan mengurangi tekanan inflasi.

Menurutnya, tingkat inflasi pada akhir Desember 2022 tercatat mencapai 5,51 persen, berada di atas target BI pada kisaran 2 hingga 4 persen.

Riefky mengatakan peningkatan inflasi selama tahun 2022 banyak dipengaruhi oleh kenaikan harga energi dan pangan global, penyesuaian kenaikan harga BBM bersubsidi, dan peningkatan permintaan domestik. Sementara tingkat inflasi pada 2023 diperkirakan akan kembali ke dalam koridor sasaran bank sentral antara 2 hingga 4 persen. 

“Hal ini sejalan dengan menurunnya inflasi global meskipun banyak ketidakpastian yang datang dari perang Rusia-Ukraina, risiko resesi global, dan bagaimana China menangani dampak pelonggaran kebijakan zero-Covid,” katanya, Rabu (18/1/2023).

Di sisi lain, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuannya di tingkat 5,5 persen pada RDG bulan ini.

Keputusan ini menurutnya mempertimbangkan laju inflasi domestik yang cenderung terkendali hingga akhir 2022, serta tingkat inflasi inti yang terjaga di bawah 4 persen.

“Perkembangan inflasi pada akhir 2022 tercatat lebih rendah dari perkiraan dan tingkat inflasi inti masih terkendali di kisaran 3,4 persen,” katanya kepada Bisnis, Rabu (18/1/2023).

Sebagaimana diketahui, inflasi sepanjang 2022 tercatat sebesar 5,51 persen. Kenaikan ini terutama dipengaruhi oleh dampak dari penyesuaian harga BBM bersubsidi pada September 2022 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper