Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit 10,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp646,19 triliun pada 2022. Capaian kredit BNI terdorong oleh segmen korporasi blue chip atau perusahaan dengan kaputalisasi pasar di atas Rp40 triliun.
Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini mengatakan bahwa pertumbuhan kredit BNI pada 2022 melebihi arahan atau guidance yang ditetapkan awal 2022 yakni di kisaran 7 persen hingga 10 persen.
“Pertumbuhan tersebut dicapai di tengah upaya BNI melakukan transformasi dan fokus membangun portofolio kredit yang sehat melalui ekspansi pada debitur top tier di masing-masing industri dan regional,” kata Novita dalam Public Expose Full Year 2022 BNI pada Selasa (24/1/2023).
Sementara itu, pertumbuhan kredit BNI itu terdorong oleh segmen korporasi blue chip yang tumbuh pesat 28,9 persen yoy pada 2022 menjadi Rp232,7 triliun. Segmen korporasi memang mencatatkan porsi yang paling besar di struktur kredit BNI.
Per Desember 2022, porsi kredit korporasi BNI mencapai 50,2 persen, jauh di atas porsi kredit untuk segmen menengah dengan porsi 16,5 persen, kredit ke segmen kecil 15,7 persen, dan segmen consumer 17 persen.
Sementara, industri yang menjadi andalan bagi BNI dalam mendongkrak kredit korporasinya adalah sumber daya alam, manufaktur, dan bisnis jasa. Outstanding kredit di sumber daya alam bertumbuh 157 persen yoy, manufaktur tumbuh 13 persen yoy, dan bisnis jasa tumbuh 23 persen yoy.
Selain kredit korporasi blue chip, kredit kepada large commercial juga meningkat 29,9 persen yoy menjadi Rp53,1 triliun. Kemudian kredit usaha rakyat (KUR) tumbuh 19,8 persen yoy menjadi Rp52,7 triliun.
Untuk segmen consumer, kredit payroll masih menjadi fokus dengan pertumbuhan 20,3 persen yoy menjadi Rp43,1 triliun, diikuti oleh kredit pemilikan rumah yang tumbuh 7,9 persen yoy menjadi Rp53,5 triliun. Secara keseluruhan, segmen kredit konsumer tumbuh 11,2 persen yoy menjadi Rp110,1 triliun.
Di sisi lain, BNI juga membukukan kinerja pertumbuhan laba bersih sangat tinggi yakni 68 persen yoy menjadi Rp18,31 triliun per 2022.
"Laba bersih konsolidasi yang tercatat Rp18,31 triliun, perolehan laba bersih ini tertinggi sepanjang sejarah BNI," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar.
Capaian laba tertinggi BNI dalam sejarah ini disokong oleh pertumbuhan fee based income yang optimal mencapai 14,82 persen sepanjang 2022 atau naik 119 basis poin (bps) bila dibandingkan pada periode yang sama pada 2021 sebesar 13,63 persen.