Bisnis.com, JAKARTA – Manajemen perusahaan reasuransi PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) mengungkapkan langkah yang diambil perusahaan hingga laba bersih melesat hingga 290,21 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal IV/2022.
Direktur Keuangan Tugure Dradjat Irwansyah mengatakan bahwa perolehan laba Tugure menjadi Rp104,82 miliar sepanjang 2022 sebagai dampak ikutan berakhirnya masa darurat pandemi Covid-19 yang puncaknya ditandai dengan dicabutnya kebijakan PPKM pada tahun lalu. Melandainya kasus Covid-19 telah membawa dampak positif pada perekonomian Indonesia yang dapat terlihat pada indikator keuangan dan pertumbuhan ekonomi yang membaik menjelang akhir 2022, termasuk pada kinerja Tugure.
“Kondisi tersebut turut mendorong peningkatan laba bersih perseroan sebagaimana tampak pada pencapaian hasil investasi sebesar 125 persen dan hasil underwriting sebesar 3.400 persen dibandingkan tahun 2021 yang lalu, termasuk pengelolaan aset dan liabilitas dalam valuta asing yang turut memberikan kontribusi positif terhadap terhadap laba bersih perseroan,” kata Dradjat kepada Bisnis, Selasa (7/2/2023).
Berdasarkan laporan keuangan pada kuartal IV/2022, Tugure mencatatkan hasil underwriting yang naik hingga 3.395,9 persen yoy menjadi Rp41,22 miliar. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021, hasil underwriting Tugure hanya sebesar Rp1,2 miliar.
Baca Juga
Selain itu, jumlah aset Tugure meningkat 20,1 persen yoy menjadi Rp5,22 triliun. Rinciannya, baik dari jumlah liabilitas maupun ekuitas perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 27,6 persen yoy dan 4,6 persen. Dari sana, jumlah liabilitas Tugu Reasuransi mampu mencapai Rp3,74 triliun, sedangkan jumlah ekuitas menjadi sebesar Rp1,48 triliun pada kuartal IV/2022.
Tingkat solvabilitas atau risk-based capital (RBC) Tugure terpantau turun dibandingkan periode yang sama menjadi 221 persen. Dradjat menjelaskan bahwa turunnya RBC karena perusahaan tengah memperkuat cadangan teknik guna menjadi RBC tetap di atas 200 persen.
“RBC Tugure sedikit tertekan karena peningkatan aset dibarengi dengan peningkatan liabilitas berupa penguatan cadangan teknik sebagai wujud strategi perseroan dalam menjaga sustainabilitas sekaligus menjaga RBC di atas 200 persen,” pungkasnya.