Bisnis.com, JAKARTA – PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) membukukan laba bersih sebesar Rp104,82 miliar sepanjang 2022. Perolehan laba bersih Tugure melonjak 290,21 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Merujuk laporan keuangan pada kuartal IV/2022, perolehan laba Tugure yang naik lebih dari tiga kali lipat itu berasal dari jumlah pendapatan premi yang tumbuh 24,16 persen yoy, naik dari semula bernilai Rp2,26 triliun menjadi Rp2,8 triliun pada 31 Desember 2022.
Selain itu, jumlah premi bruto Tugu Reasuransi juga mencapai Rp2,12 triliun. Nilai itu tumbuh 27,48 persen yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,66 triliun. Sementara itu, klaim bruto perusahaan mengalami tekanan sebesar 8,62 persen, turun dari Rp1,41 triliun menjadi Rp1,28 triliun pada kuartal IV/2022.
Selanjutnya, Tugure mencatatkan hasil underwriting yang naik hingga 3.395,9 persen yoy menjadi Rp41,22 miliar. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021, hasil underwriting Tugure hanya sebesar Rp1,2 miliar.
Pada hasil investasi, Tugure mencatat kinerja hasil Rp137,38 miliar. Naik hingga 25,02 persen yoy dari sebelumnya bernilai Rp109,88 miliar.
Kemudian, jumlah aset yang diperoleh Tugure meningkat 20,1 persen yoy, naik dari Rp4,35 triliun menjadi Rp5,22 triliun. Secara terperinci, baik dari jumlah liabilitas maupun ekuitas perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 27,6 persen yoy dan 4,6 persen. Alhasil, jumlah liabilitas Tugu Reasuransi mampu mencapai Rp3,74 triliun, sedangkan jumlah ekuitas menjadi sebesar Rp1,48 triliun pada kuartal IV/2022.
Baca Juga
Beranjak ke indikator kesehatan keuangan, Tugure mencatatkan tingkat solvabilitas atau risk-based capital (RBC) sebesar 221 persen pada 31 Desember 2022. RBC perusahaan lebih rendah dibandingkan kuartal IV/2021 yang mampu mencapai 230 persen. Namun, RBC Tugure masih berada di atas ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan minimal 120 persen.
Sampai dengan 31 Desember 2022, pemilik saham Tugure terdiri dari PT Tugu Pratama Interindo (50,74 persen) dan PT Asriland (49,26 persen).