Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Milenial Berencana Investasi Jangka Panjang? Kenali Cara Alokasi Aset Sesuai Tiga Fungsinya

Para milenial, sudah kah Anda mengenal pembagian alokasi aset sesuai fungsinya? Begini penjelasannya.
Ilustrasi investasi/Freepik
Ilustrasi investasi/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Generasi milenial yang sudah akrab dengan instrumen investasi sudah pasti mengenal strategi diversifikasi. Namun, sudah kah mengenal pembagian alokasi aset sesuai fungsinya?

Perencana Keuangan sekaligus Founder dan CEO PT Solusi Finansialku Indonesia (Finansialku) Melvin Mumpuni menjelaskan bahwa ilmu tentang membagi alokasi aset begitu berguna untuk investasi jangka panjang.

"Produk investasi ada tiga fungsi utama, yaitu likuiditas, capital gain, dan arus kas. Portofolio investasi perlu dibagi atau diversifikasi berdasarkan alokasi aset tersebut, apalagi untuk tujuan keuangan jangka panjang," ujarnya kepada Bisnis, dikutip Senin (13/2/2023)

Secara umum, aset yang berfungsi sebagai capital gain, yaitu investasi saham dari sisi kenaikan harga, reksa dana saham, reksa dana campuran, dan reksa dana pendapatan tetap. Sementara itu, aset yang berfungsi sebagai likuiditas, yaitu tabungan, emas, dan reksa dana pasar uang.

Terakhir, aset yang berfungsi sebagai cash flow secara umum memiliki karakter mampu memberikan imbal secara rutin, antara lain dividen saham, obligasi dan sukuk terbitan negara maupun korporasi, tekfin pendanaan (P2P lending), tekfin urun dana (securities crowdfunding), dan kontrak investasi.

Melvin pun mencontohkan salah satu tujuan keuangan jangka panjang, yaitu investasi untuk mempersiapkan pendidikan anak memasuki perguruan tinggi. Misalnya, saat ini usia anak baru menginjak 5 tahun atau masih ada periode investasi sekitar 13 tahun lagi.

"Kalau tujuan keuangannya masih lama, sampai belasan tahun, saya sarankan bisa tempatkan porsi capital gain lebih banyak. Misalnya, alokasinya 60 persen di capital gain, kemudian 30 persen di cash flow seperti ke fintech P2P lending atau equity crowdfunding, sisanya 10 persen di aset likuiditas. Totalnya coba dipatok ekspektasi return 12 persen per tahun," jelasnya.

Secara umum, dengan jangka waktu investasi yang terbilang lama, tidak perlu takut untuk mencoba instrumen investasi yang lebih berisiko, seperti investasi ke saham atau memberikan pinjaman via tekfin.

Namun, berbeda lagi apabila tujuan keuangan berada pada jangka waktu pendek-menengah, misalnya hanya 3-5 tahun. Melvin menyarankan agar milenial mengambil instrumen yang risikonya lebih moderat, dan membidik ekspektasi return di kisaran 10 persen per tahun saja.

"Tujuan keuangan yang hanya sekitar 3 tahun, maka alokasi investasinya akan berbeda. Lebih baik porsi capital gain ditekan, hanya 30 persen saja. Kemudian, ambil porsi instrumen yang bisa memberikan cash flow sampai 50 persen. Sisanya, 20 persen likuiditas, misalnya, ke reksa dana pasar uang. Selain itu, ekspektasi keuntungan jangan terlalu besar," tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper