Bisnis.com, JAKARTA — Tersiar kabar bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memilih Perry Warjiyo sebagai kandidat Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2023—2028. Jika hal tersebut benar, maka Perry akan mencetak sejarah sebagai Gubernur BI yang menjabat dalam 2 periode.
Nama Perry Warjiyo sejak awal dikabarkan masuk dalam radar kandidat Gubernur BI pilihan Istana. Kabar itu diungkapkan oleh seorang sumber yang tidak mau disebutkan namanya, kepada Reuters. Tiga sumber yang dikonfirmasi oleh Reuters pun membenarkan bahwa tidak ada kandidat lain yang akan dicalonkan, selain Perry Warjiyo.
Jokowi telah menyatakan bahwa akan menyampaikan nama-nama calon Gubernur BI kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) paling lambat hari ini, Rabu (22/2/2023).
"Kami [pemerintah] akan memutuskan [nama calon Gubernur BI] kalau tak hari ini [21/2/2023], maka besok [22/2/2023]. Namun, nama-nama sudah masuk," ujar Jokowi pada Selasa (21/2/2023).
Profil Perry Warjiyo
Perry merupakan petahana yang menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia pada 2018—2023. Dia diangkat berdasarkan Keputusan Presiden RI No.70/P Tahun 2018 pada 16 April 2018, mengucapkan sumpah jabatan pada 24 Mei 2018, dan jabatannya habis pada Mei 2023.
Dilansir dari situs resmi Bank Indonesia, Perry lahir di Sukoharjo pada 1959. Setelah menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) pada 1982, Perry melanjutkan pendidikan magister di Iowa State University hingga meraih gelar Master pada 1989, lalu dia meraih gelar Ph.D pada 1991.
Baca Juga
Perry memulai karirnya sebagai staf di desk penyelamatan kredit, urusan pemeriksaan dan pengawasan kredit. Pada 1992, dia diangkat sebagai Staf Gubernur Bank Indonesia. Sebelum menjadi orang nomor wahid di bank sentral, dia menjabat sebagai Deputi Gubernur BI periode 2013—2018.
Lulusan UGM itu juga pernah menjabat sebagai Asisten Gubernur untuk kebijakan moneter, makroprudensial dan internasional, serta pernah menjadi Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI.
Selain itu, dia menjabat sebagai sebagai Direktur Eksekutif International Monetary Fund (IMF), mewakili 13 negara anggota yang tergabung dalam South-East Asia Voting Group pada 2007—2009.
Perry pernah menjadi dosen Pasca Sarjana Universitas Indonesia di bidang Ekonomi Moneter dan Ekonomi Keuangan Internasional. Dia pun tercatat sebagai dosen tamu di sejumlah universitas di Indonesia.