Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usulan Bunga Kredit Mikro Nol Persen dari Erick Thohir, Mungkinkah?

Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya menyampaikan usulan suku bunga kredit mikro menjadi nol persen telah disetujui oleh Presiden Jokowi.
Ilustrasi Bank/Istimewa
Ilustrasi Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah mengusulkan pemberian bunga kredit 0 persen bagi pelaku usaha mikro. Sementara, sejauh ini sejumlah perbankan mencatatkan suku bunga pinjaman yang tinggi bagi sektor tersebut.

Erick mengatakan usulan tersebut telah disampaikan kepada Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Ia berharap program pembiayaan dengan bunga 0 persen bagi pelaku usaha mikro ini dapat terealisasi sesegera mungkin. Terlebih, usulan tersebut juga telah mengantongi dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas beberapa waktu lalu.

"Usulan ini sudah mendapat dukungan dari Bapak Presiden karena memang sudah ada rapat terbatas. Tinggal bagaimana sekarang kita mendorong hal ini menjadi kenyataan, jangan sampai kesannya yang besar dapat bunga jauh lebih besar dari yang mikro. Ini yang selalu kita coba seimbangkan," ucap Erick dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.

Dia mengusulkan pinjaman dengan bunga 0 persen bagi pelaku usaha mikro karena sektor tersebut dinilai punya andil besar dalam menopang perekonomian nasional. Erick menyampaikan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ini memiliki kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia hingga 62,55 persen dan juga menyumbang serapan tenaga kerja hingga 97,22 persen. 

Kendati demikian, porsi pembiayaan yang dikucurkan oleh lembaga pembiayaan dan perbankan untuk UMKM saat ini tercatat baru 21 persen. Porsi tersebut bahkan jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga. 

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan usulan pemberian bunga pinjaman 0 persen akah sulit dilakukan. Pasalnya bank saat ini menikmati pendapatan bunga yang terbilang besar dari sektor mikro. 

"Dan sejauh ini yang saya tahu belum pernah ada yang keberatan dengan bunga yang diterapkan oleh perbankan untuk usaha UMKM.," ujarnya.

Tercatat, sejumlah bank seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memang menerapkan suku bunga kredit mikro yang tinggi. Berdasarkan laporan suku bunga dasar kredit (SBDK) per Oktober 2022 dari OJK, BRI menawarkan suku bunga kredit mikro 14 persen. 

Kemudian, berdasarkan laman resminya, sejak 31 Desember 2022, Bank Mandiri menawarkan suku bunga kredit mikro 11,30 persen. PT Bank Panin Tbk. (PNBN) sejak 31 Januari 2023 menawarkan suku bunga kredit mikro sebesar 15,58 persen.

Berdasarkan laman resminya, sejak 31 Januari 2023 PT Bank Sinarmas Tbk. (BSIM) menawarkan suku bunga kredit mikro 14 persen. Lalu, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) menawarkan suku bunga kredit mikro 12,75 persen sejak 31 Januari 2023 mengacu laman resmi perseroan.

Apalagi, Gubernur BI Perry Warjiyo melaporkan suku bunga kredit perbankan merangkak naik sejak pertengahan tahun lalu. Suku bunga kredit pada Januari 2023 mencapai 9,25 persen naik 31 basis poin (bps) dibandingkan Juli 2022.

"Namun, suku bunga perbankan masih kondusif," katanya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada beberapa waktu lalu.

Peningkatan suku bunga kredit ini merupakan imbas dari tren kenaikan suku bunga acuan BI yang terjadi secara berturut-turut sejak Agustus 2022. Pada bulan lalu untuk pertama kalinya BI kembali memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75 persen.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan kenaikan berturut-turut suku bunga acuan dari BI sejak tahun lalu membuat bank diproyeksikan secara bertahap menyesuaikan tingkat suku bunga kreditnya.

"Kami sendiri akan mempertimbangkan kondisi likuiditas pasar, struktur biaya dana, kondisi pasar serta dampak terhadap peningkatan suku bunga kredit," ujar Rudi.

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto juga mengatakan bahwa penyesuaian suku bunga kredit di bank akan memperhatikan faktor-faktor seperti biaya dana, kondisi perekonomian serta kondisi pasar atau persaingan.

"Namun, BRI tentu terus berupaya untuk menawarkan suku bunga simpanan dan pinjaman yang atraktif kepada masyarakat," kata Aestika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper