Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) diperkirakan akan mempunyai aset sebesar Rp200 triliun pada tahun ini. Namun, aset tersebut dinilai belum optimal membantu perekonomian Indonesia.
"Hingga akhir tahun ini, uang bisa sampai Rp200 triliun. Jadi saya lumayan kaya tapi bukan uang saya," kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam acara diskusi Economic Outlook 2023 pada Selasa (28/2/2023).
Ia mengatakan alokasi dari aset tersebut hanya disalurkan ke surat berharga negara (SBN) sesuai regulasi. "Bagusnya saat kita hanya salurkan ke SBN itu, kita aman, tidak terjebak saham gorengan. Tapi jeleknya dana tidak optimal bantu pertumbuhan ekonomi," kata Purbaya.
Meski begitu, ia mengatakan LPS selalu siap saat pemerintah menyerap SBN.
Adapun aset LPS sepanjang 2022 mencapai Rp180,47 triliun yang terdiri dari Rp180,47 triliun investasi, kas dan piutang Rp 5,97 triliun, aset tetap dan aset tidak berwujud Rp22 miliar dan aset lainnya Rp9 miliar.
Keseluruhan aset investasi dalam bentuk surat berharaga, yakni SBN rupiah Rp178,51 triliun dan SBN valas Rp1,8 triliun.
Baca Juga
Sekadar informasi, LPS mempunyai tugas menjamin simpanan, melakukan resolusi bank, melakukan tindakan antisipasi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan, dan pada masa krisis sistem keuangan menyelenggarakan Program Restrukturisasi Perbankan.
Sebelumnya, berdasarkan data distribusi simpanan yang dirilis LPS, total nominal simpanan di bank umum pada Januari 2023 mencapai Rp8.004 triliun, turun 2,43 persen dibandingkan bulan sebelumnya atau secara bulanan (month-on-month/MoM).
LPS juga mencatat bahwa jumlah rekening simpanan nasabah di bank umum pada Januari 2023 mencapai 506,56 juta rekening, turun 0,4 persen MoM.
Sementara itu nilai nominal simpanan nasabah di bank perkreditan rakyat (BPR) per 31 Desember 2022 mencapai Rp153,6 triliun dengan jumlah rekening sebanyak 15,35 juta rekening.