Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk. mencatatkan laba bersih menjadi Rp250,53 miliar sepanjang 2022.
Posisi tersebut berhasil dibalikkan dari kondisi rugi bersih Rp818,11 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Mengacu pada publikasi laporan keuangan di Harian Bisnis Indonesia pada Kamis (9/3/2023), pertumbuhan laba Bank Panin Dubai Syariah salah satunya didorong oleh pendapatan setelah distribusi yang naik 45,54 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp551,87 miliar pada posisi Desember 2022 dari Rp379,18 miliar pada 2021.
Di samping itu, kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) berhasil ditekan sebesar 82,18 persen menjadi Rp170,24 miliar dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp955,2 miliar.
Sejalan dengan penghijauan pada sisi bottom line, net imbalan juga tercatat naik 54 basis poin (bps) dari 3,30 persen pada 2021 menjadi 3,84 sepanjang 2022.
Alhasil, net operating margin perseroan juga terkerek naik menjadi 1,92 persen sepanjang 2022 dari posisi pada Desember 2021 sebesar 7,37 persen.
Baca Juga
Tren positif kinerja Bank Panin Dubai Syariah juga tercermin dari rasio penting perseroan. Tingkat pengembalian aset return on asset/ROA) berhasil dibalikkan dari kondisi -6,72 persen pada 2021 menjadi 1,79 persen pada 2022.
Kemudian, tingkat pengembalian ekuitas juga tercatat melesat naik menjadi 11,51 persen pada 2022 dari posisi -31,76 persen pada tahun sebelumnya.
Dari sisi aset, total nilai aset bank tercatat tembus Rp14,79 triliun. Adapun, komposisi utama yang menjadi penopang aset tersebut yakni pembiayaan bagi hasil musyarakah sebesar Rp8,83 triliun pada periode Desember 2022 atau meningkat 17,25 persen secara yoy dari Rp7,53 triliun.
Adapun, dari sisi piutang, tercatat Bank Panin Dubai menyalurkan piutang murabahah sepanjang 2022 sebesar Rp115,61 miliar atau melejit 40,16 persen dari Rp82,48 miliar pada tahun sebelumnya.
Selanjutnya, sepanjang 2022 Bank Panin Dubai tercatat banjir dana simpanan wadiah yang tembus Rp1,4 triliun pada Desember 2022 atau melejit 120,67 persen dari Rp669,78 miliar pada periode sebelumnya.
Pertumbuhan dana simpanan wadiah tersebut utamanya ditopang oleh pertumbuhan tabungan yang melejit 158,03 persen menjadi Rp1,22 triliun dari Rp474,5 miliar.
Alhasil, rasio likuiditas (financing to deposit ratio) tercatat susut menjadi 97,32 persen pada Desember 2022 dari posisi pada periode sebelumnya sebesar Rp107,56 persen.