Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Bali (BPD Bali) membukukan laba bersih tumbuh 9,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp603,51 miliar pada periode Desember 2022 dari Rp549,15 miliar pada Desember 2021.
Penghijauan pada sisi bottom line Bank BPD Bali tersebut salah satunya didorong oleh pendapatan bunga yang naik 5,22 persen yoy menjadi Rp2,59 triliun. Ditambah lagi, bank juga mencatatkan beban bunga yang menurun 6,34 persen menjadi Rp815,6 miliar dari Rp870,8 miliar.
Alhasil, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Bank BPD Bali melejit ke level Rp1,77 triliun pada 2022 atau tumbuh 11,52 persen yoy dari Rp1,59 triliun pada 2021.
Sejalan dengan tren positif tersebut, rasio profitabilitas Bank BPD Bali mengalami perbaikan. Imbal ekuitas (return on equity/ROE) Bank BPD Bali mengalami kenaikan 49 basis poin (bps) menjadi 18,27 persen dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 17,78 persen.
Kemudian, imbal aset (return on asset/ROA) tercatat naik tipis 6 bps menjadi 2,68 persen pada 2022 dari 2,62 persen pada tahun sebelumnya.
Di samping itu, dalam menjalankan bisnisnya perseroan juga tercatat makin efisien. Hal tersebut tercermin dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Bank BPD Bali yang berhasil ditekan 247 bps menjadi 68,87 persen dari posisi pada periode sebelumnya yakni 71,34 persen.
Baca Juga
Adapun, dari sisi intermediasi penyaluran kredit naik tipis 1,35 persen menjadi Rp20,06 triliun hingga Desember 2022 dari posisi pada periode sebelumnya sebesar Rp19,8 triliun.
Pertumbuhan kredit yang dibukukan perseroan juga diikuti oleh kualitas aset yang makin membaik. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross susut menjadi 2,37 persen pada 2022 dari 2,42 persen pada 2021.
Dari sisi pendapatan, portofolio himpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh dobel digit 13,18 persen yoy Rp26,45 triliun sepanjang 2022 dari Rp23,37 triliun pada 2021.
Penghijauan pada himpunan DPK tersebut ditopang oleh pertumbuhan dana murah (current account saving account/CASA) yang naik 27,12 persen menjadi Rp16,18 triliun. Dengan rincian, giro tumbuh 31,11 persen menjadi Rp4,19 triliun dan tabungan naik 25,78 persen menjadi Rp11,99 triliun.