Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet L. Yellen bersama dengan Ketua Dewan Federal Reserve Jerome H. Powell, dan Ketua FDIC Martin J. Gruenberg menyampaikan bahwa pihaknya akan menyiapkan dana tambahan untuk membantu industri perbankan AS menjaga likuiditasnya, menyusul keruntuhan Silicon Valley Bank dan Signature Bank.
Mengutip pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan AS, Federal Reserve dan FDIC, mereka akan mengambil tindakan tegas untuk melindungi ekonomi dengan memperkuat kepercayaan publik terhadap sistem perbankan AS.
"Akhirnya, Dewan Federal Reserve pada hari Minggu mengumumkan akan menyediakan dana tambahan untuk lembaga penyimpanan yang memenuhi syarat untuk membantu memastikan bank memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan semua deposan mereka," jelas Federal Reserve dalam keterangan resminya dikutip Senin (14/3/2023).
Federal Reserve menambahkan, langkah tersebut memastikan bahwa sistem perbankan AS akan menjalankan peran vitalnya dalam melindungi simpanan dan menyediakan akses kredit ke rumah tangga dan bisnis dengan cara yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan.
Sebagaimana diketahui, gelombang kepanikan terhadap sistem perbankan AS merebak usai salah satu bank terbesar di negara tersebut, yakni Silicon Valley Bank (SVB) bangkrut pada Jumat (10/3/2023) pagi waktu setempat.
Kabar tersebut tersiar setelah SVB gagal mengumpulkan dana tambahan sebesar US$2,25 miliar dalam 48 jam. Kejadian ini lantas menyulut kekhawatiran masyarakat atas terulangnya kembali krisis pada 2008 silam.
Baca Juga
Melansir laporan Reuters, tren kenaikan suku bunga agresif The Fed disinyalir menjadi faktor yang mendorong bangkrutnya SVB. Oleh karena itu investor global menilai bank lain bisa saja bernasib serupa.
Belum usai kepanikan melanda, regulator bank AS kembali mengumumkan penutupan Signature Bank pada Minggu (12/3/2023). Alhasil, gelombang sinyal rush money menjadi ancaman baru bagi perbankan AS.
“Para deposan menarik uang mereka secara tiba-tiba dan cepat sehingga bank bangkrut dan penurunan interday tidak dapat dihindari akibat penarikan besar-besaran itu,” kata Chief Executive Officer (CEO) Better Markets Dennis M. Kelleher.
Adapun secara singkat, rush money adalah fenomena masyarakat melakukan penarikan uang tunai di bank secara serentak. Lazimnya hal ini dipicu oleh rasa tidak aman atas aset yang disimpan di bank.
Kendati demikian, Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Gedung Putih memastikan bahwa sistem perbankan AS tetap lebih tangguh dibandingkan dengan pada saat krisis keuangan 2008 melanda.
"Sistem perbankan AS tetap tangguh dan memiliki landasan yang kokoh, sebagian besar karena reformasi yang dilakukan setelah krisis keuangan yang memastikan perlindungan yang lebih baik bagi industri perbankan. Reformasi tersebut dikombinasikan dengan tindakan hari ini menunjukkan komitmen kami untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa simpanan para deposan tetap aman," pungkas Federal Reserve.