Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC) menutup 2022 dengan mengantongi laba bersih Rp86,62 miliar, berbalik dari kondisi rugi Rp445,42 miliar pada tahun sebelumnya.
Direktur Utama Bank JTrust Indonesia Ritsuo Fukadai mengatakan profitabilitas perseroan itu didukung oleh margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang lebih tinggi dan manajemen pengendalian biaya.
"Pertumbuhan pendapatan operasional yang kuat dan pengendalian biaya yang berkelanjutan berkontribusi terhadap kinerja bank sehingga menghasilkan laba tahun berjalan Rp86,62 miliar," katanya dalam keterangan tertulis pada Rabu (29/3/2023).
Berdasarkan laporan keuangannya, Bank JTrust Indonesia mencatatkan pendapatan bunga bersih Rp627,64 miliar pada 2022, tumbuh pesat 511,86 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Kemudian, NIM Bank JTrust Indonesia bertumbuh 195 basis poin (bps) dari level 0,82 persen pada 2021, menjadi 2,77 persen pada 2022.
Sementara itu, beban operasional selain bunga bersih emiten bank berkode BCIC itu turun 7,76 persen menjadi Rp582,46 miliar pada 2022.
Baca Juga
Alhasil rasio biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) BCIC pada 2022 pun turun 2.351 bps ke level 99,04 persen. Sebagai informasi, semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan usahanya.
Selain itu, BCIC juga menekan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) dari Rp103,99 miliar pada 2021 menjadi sisa Rp2,29 miliar pada 2022.
BCIC juga berhasil memperoleh keuntungan dari transaksi spot dan derivatif/forward (realised) menjadi Rp243,37 miliar pada 2022. Kemudian, pendapatan berbasis komisi atau fee based income bank pun mencapai Rp29,22 miliar.
Pada sisi intermediasi, BCIC berhasil menyalurkan kredit Rp19,53 triliun pada 2022, naik 95,01 persen yoy. Aset bank pun naik 57,69 persen yoy menjadi Rp33,61 triliun pada 2022.
Adapun pertumbuhan kredit diiringi dengan meningkatnya kualitas aset. Rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross Bank JTrust Indonesia susut 210 bps ke level 1,80 persen. Kemudian, NPL nett turun 101 bps ke level 1,31 persen.
Terkait pendanaan, BCIC berhasil menggalang dana pihak ketiga (DPK) Rp25,66 triliun pada 2022, naik 60,93 persen yoy. Dana murah atau current account savings account (CASA) bank naik 19,96 persen yoy menjadi Rp3,53 triliun pada 2022.