Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) mencatatkan laba komprehensif 2022 sebesar Rp1,33 triliun. Melesat tajam dari posisi tahun sebelumnya yang laba Rp16 miliar. Laba ini juga diiringi dengan turunnya beban usaha setelah pengurangan karyawan dan cabang.
Lalu bagaimana perusahaan melihat keberadaan kantor cabang ke depan? Direktur Pengembangan Bisnis Asuransi Jasindo Diwe Novara menyatakan digitalisasi membuat perusahaan harus melakukan pengurangan jumlah kantor cabang. Penyebabnya, berkurangnya animo masyarakat untuk berkunjung ke kantor cabang setalah banyak layanan yang semakin mudah dengan digitalisasi.
“Kalau dulu kita hampir tiap bulan ke bank, sekarang belum tentu setahun sekali ke bank. Nah, asuransi lebih parah, sudah hampir enggak ada klien yang datang ke kantor cabang,” kata Diwe saat ditemui di Jakarta, Selasa (4/4/2023).
Diwe menuturkan bahwa hingga saat ini, Jasindo memiliki 30 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kata Diwe, perusahaan asuransi BUMN itu memiliki 40 kantor cabang. Artinya, kantor cabang perusahaan menyusut hingga 10 unit.
Diwe mengatakan bahwa proses digitalisasi membuat sentralisasi bisnis di kantor pusat menjadi semakin nyata. Meski demikian, Jasindo menyatakan tidak akan mengurangi jumlah kantor cabang di tahun ini.
“Engga [ada pengurangan kantor cabang], ini kita sudah selesai di 30. Kita pertahankan di ibukota provinsi, ditambah akses mobilitas yang semakin terjangkau menjadi salah satu pertimbangan Jasindo menutup kantor cabang,” tutupnya.