Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Geger Protes Nasabah Unit-linked, Perencana Keuangan Sebut Ada Salah Kaprah di Pemegang Polis

 Pemahaman masyarakat Indonesia terkait produk asuransi disertai investasi (unit-linked) dinilai masih rendah.
Ilustrasi asuransi unit link/Fincash
Ilustrasi asuransi unit link/Fincash

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat diingatkan untuk memahami bahwa produk unit-linked fungsi utamanya adalah asuransi. 

Perencana keuangan Rista Zwestika mengatakan masyarakat harus memahami membeli produk asuransi tidak sama dengan menabung. Dia mengatakan bahwa asuransi adalah membeli proteksi untuk memitigasi risiko keuangan ke depannya. 

Termasuk ketika membeli produk unit-linked, di mana pada dasarnya adalah perlindungan, sedang investasi adalah tambahan.

"Karena ini [unit-linked] produk basic-nya adalah asuransi. Jadi kami bicaranya mitigasi risikonya bukan investasinya di awal. Ini yang suka salah kaprah di masyarakat. Jadi konsepnya di awal adalah menabung bayar per tahun Rp5 juta dalam waktu lima tahun jadi Rp50 juta, tidak. Ini basic-nya adalah perlindungan. Melindungi aset bapak ibu tidak tergerus dengan inflasi," kata Rista dalam acara peluncuran AXA Link Protector di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (5/4/2023). 

Rista menyebutkan bahwa produk unit linked cocok untuk mereka yang menginginkan premi yang flat selama 20 sampai 30 tahun ke depan. Selain itu juga, calon nasabah harus memiliki kecukupan dana untuk membeli produk unit linked.

Namun, apabila saat ini hanya fokus untuk kesehatan karena uangnya terbatas, Rista mengatakan masyarakat bisa memilih produk asuransi jiwa atau asuransi tradisional. 

"Tetapi ingat asuransi tradisional itu preminya setiap tahun berpotensi mengalami kenaikan. Semakin usia bertambah usia juga mempengaruhi, jadi kalau ditanya kapan waktu nya butuh asuransi, saat kita masih bisa bernafas," imbuhnya. 

Risa menambahkan bahwa ada empat poin yang harus ditekankan ketika akan membeli produk unit linked. Pertama kebutuhan, kemampuan dan tujuan.

Dia mengatakan bahwa banyak sekali orang membutuhkan produk asuransi, tapi belum mampu secara keuangan, ada juga yang sebaliknya 

"Terkadang membeli asuransi atau memiliki asuransi tidak sesuai dengan tujuan karena tidak enak dengan tenaga pemasarnya ini juga harus diperhatikan," katanya. 

Kedua, perusahaan yang dipilih memiliki kredibilitas, di mana dapat dicek melalui profil perusahaan. Ketiga, mengetahui biaya dan persyaratannya harus detail. 

"Biaya apa saja yang akan dikenakan saat kita membayar premi, biaya dari premi tersebut akan digunakan untuk apa, menutupi biaya apa, ini juga kita harus paham. Ada yang bertanya ke saya kenapa sih kalau unit link uangku selalu kurang. Bisa ditekankan bahwa asuransi bukan tabungan yang setiap nambah setiap bulan nilainya juga bertumbuh," papar Rista. 

Terakhir, dia juga mengimbau masyarakat untuk meninjau portofolio dan kinerja investasi yang dapat diakses melalui laporan keuangan di setiap perusahaan asuransi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper