Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bank Ganesha (BGTG) Naik Tiga Kali Lipat Sepanjang 2022

Pendapatan bunga hingga pendapatan berbasis komisi mendorong laba Bank Ganesha (BGTG) menjadi Rp46,04 miliar.
Pekerja beraktivitas di dekat logo Bank Ganesha di Jakarta, Rabu (11/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja beraktivitas di dekat logo Bank Ganesha di Jakarta, Rabu (11/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Ganesha Tbk. (BGTG) mengantongi laba bersih sebesar Rp46,04 miliar sepanjang 2022. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka tersebut meningkat 323 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp10,88 miliar.

Mengacu pada laporan keuangan yang dibagikan perseroan, peningkatan laba tersebut didorong oleh beberapa hal. Di antaranya yakni pendapatan bunga yang tumbuh 40 persen menjadi Rp443,41 miliar dari Rp317,22 miliar.

Di samping itu, penghijauan pada bottom line tersebut juga didorong oleh susutnya beban bunga sebesar 18 persen mencapai Rp111,69 miliar dari Rp135,7 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Alhasil, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) melesat 77 persen senilai Rp321,72 miliar.

Selanjutnya, BGTG juga mencatatkan peningkatan provisi dan komisi fee administrasi yang tumbuh 37 persen secara yoy. 

Sepanjang 2022, BGTG juga tercatat makin efisien dalam menjalankan bisnisnya. Hal tersebut tercermin dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang susut 818 basis poin (bps).

Sejalan dengan perbaikan kinerja tersebut, net interest margin (NIM) bank meningkat 63 bps menjadi 3,65 persen dari 3,02 persen pada 2021.

Dari sisi intermediasi, portofolio kredit bank juga mengalami penebalan. Hingga kuartal IV/2022 BGTG menyalurkan kredit sebesar Rp2,91 triliun atau naik 15 persen dari posisi pada periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp2,52 triliun.

Dengan demikian, koleksi total aset Bank Ganesha meningkat Rp8,96 triliun. Pertumbuhan aset tersebut juga diikuti dengan perbaikan kualitas aset. 

Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) secara gross perseroan berhasil ditekan ke level 2,01 persen dari 5,13 persen. Sementara itu, NPL net sebesar 0,68 persen dari posisi sebelumnya sebesar 0,87 persen.

Berbeda dengan kredit, sisi pendanaan BGTG justru mengalami penurunan. Himpunan dana pihak ketiga (DPK) bank tergerus 11 persen menjadi Rp5,62 triliun.

Menipisnya DPK tersebut didorong oleh susutnya portofolio tabungan BGTG sebesar 36 persen menjadi Rp463,75 miliar. Kemudian, portofolio giro terkoreksi 32 persen menjadi Rp2,31 triliun. Sedangkan, deposito tercatat naik 30 persen menjadi Rp2,84 triliun.

Alhasil, himpunan dana murah (current account savings account/CASA) bank merosot 33 persen dari Rp4,13 triliun menjadi Rp2,78 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper