Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Amar dan BCA Digital Berbalik Untung, Titik Balik Bank Digital Dimulai

Dua bank digital yakni PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) dan PT Bank BCA Digital atau Blu by BCA Digital berhasil membukukan laba bersih.
Ilustrasi Blu by BCA. /blubybcadigital.id
Ilustrasi Blu by BCA. /blubybcadigital.id

Bisnis.com, JAKARTA - Dua bank digital yakni PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) dan PT Bank Digital BCA atau Blu by BCA Digital berhasil membukukan laba bersih pada tiga bulan pertama 2023, berbalik dari kondisi rugi pada tahun sebelumnya.

Terbaru, BCA Digital diketahui membukukan laba bersih perdana sebesar Rp816 juta tahun ini. Berbanding terbalik dari kondisi rugi Rp71,6 miliar sepanjang tahun 2022 lalu.

Mengacu pada laporan keuangan perseroan, dikutip Rabu (26/4/2023), penghijauan pada sisi bottom line BCA Digital ini salah satunya didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang melesat 159 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp173,03 miliar dari posisi sebelumnya sebesar Rp66,88 miliar.

Di samping itu, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) bank tercatat tumbuh 135 persen menjadi Rp115,08 miliar. Kondisi tersebut diraih Blu meskipun posisi beban bunga juga mengalami peningkatan mencapai 224 persen menjadi Rp57,95 miliar dari Rp17,86 miliar.

Dari sisi intermediasi, kredit BCA Digital terpantau naik tipis 1 persen menjadi Rp3,27 triliun sepanjang 3 bulan pertama. Sedangkan, kualitas kesehatan aset bank masih dalam kondisi terjaga yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) secara gross sebesar 0,27 persen dan NPL net 0,13 persen.

Untuk terus memacu pertumbuhan kredit, BCA Digital saat ini tengah mempersiapkan peluncuran fitur pinjaman langsung (direct loan) dalam aplikasi blu yang akan diluncurkan pada semester I/2023.

Head of Marketing & Communication Blu by BCA Digital Duardi Prihandoko menuturkan besaran plafon kredit dan target segmen yang akan disasar oleh fitur direct loan tersebut masih dalam upaya pematangan. 

"Di 2023 ini kita akan rilis untuk loan, direct loan langsung dari aplikasi," jelasnya di Jakarta beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Bank Amar juga melaporkan bahwa pihaknya mencatatkan laba bersih tumbuh 491 persen pada kuartal I/2023 mencapai Rp34,43 miliar. Posisi bottom line Bank Amar tersebut mengalami penghijauan usai perseroan membukukan rugi mencapai Rp155,38 miliar sepanjang 2022.

Presiden Direktur Bank Amar, Vishal Tulsian menyatakan kondisi permodalan perseroan yang memadai mampu mendorong pertumbuhan perseroan dalam mendulang profit.

"Pemenuhan modal inti minimal Rp3,1 triliun pada Desember 2022 terbukti telah memperkuat fondasi Amar Bank dalam meningkatkan pertumbuhan dan menyediakan solusi keuangan digital yang inovatif di tahun 2023," jelasnya.

Vishal menambahkan peningkatan laba yang signifikan di kuartal pertama tersebut merupakan langkah positif bagi Amar Bank untuk mempertahankan momentum profitabilitas yang lebih kuat dan memberikan dampak sosial yang positif kepada masyarakat, terutama bagi segmen unbanked dan underbanked.

Dari sisi intermediasi, hingga kuartal I/2023 Bank Amar telah menyalurkan kredit sebesar Rp2,4 triliun atau tumbuh 6,16 persen dibandingkan dengan posisi pada 31 Desember 2022 (quarter on quarter/QoQ).

Pertumbuhan tersebut tak juga didorong oleh kinerja Tunaiku, platform pinjaman digital unggulan dari Amar Bank, yang memberikan kontribusi sebesar 71,55 persen dari total penyaluran kredit atau setara dengan Rp1,72 triliun dari total kredit. 

Dari sisi pendanaan, Bank Amar mencatatkan himpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 20,7 persen secara QoQ menjadi Rp208 miliar. 

Senior Vice President Finance Amar Bank David Wirawan menuturkan, bank telah kembali bangkit dan berhasil meraih laba sebesar Rp34.43 miliar selama kuartal pertama tahun 2023. Pencapaian ini didukung oleh penurunan rasio BOPO yang signifikan sebesar 25,84 persen. Selain itu, Amar Bank terus menjaga efektivitas pengelolaan kualitas aset dengan menerapkan prosedur penilaian risiko dengan hati-hati.

Alhasil, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bank sebesar 1,84 persen pada kuartal pertama 2023, jauh di bawah ketentuan regulator sebesar 5 persen.

Menanggapi tren penghijauan tersebut, senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan, dinamika kinerja bank digital yang pasang surut dan baru meraup untung merupakan hal yang umum terjadi.

"Yang sudah eksis memang rata-rata baru di tahun ketiga membukukan keuntungan, karena pada awal-awal bakar uang atau merugi," jelasnya.

Amin menambahkan sejumlah tantangan yang perlu diperhatikan agar bank digital dapat bersaing yakni perlunya memiliki basis data hingga risk management yang baik. 

Pasalnya, mengacu pada data yang dipublikasikan oleh Juristech, BCG Analysis menunjukkan bahwa hanya terdapat 13 dari 249 atau sekitar 5 persen bank digital di seluruh dunia yang berhasil mencetak profit dan memelihara ketangkasan finansialnya secara berkeanjutan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper