Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asuransi Didominasi Asing, IFG Pede Jadi Terbesar di Asia Tenggara

Bos IFG pede pihaknya akan menjadi perusahaan asuransi terbesar di Asia Tenggara, meski industri asuransi saat ini didominasi asing.
Karyawan beraktivitas didepan logo IFG Life, Jakarta, Selasa (7/2/2023). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktivitas didepan logo IFG Life, Jakarta, Selasa (7/2/2023). Bisnis/Abdurachman

Dalam Konfersensi Nasional IFG, perusahaan mengajak para pakar, akademisi, praktisi, pemerhati, dan masyarakat umum untuk berkontribusi dalam memperkecil gap antara literasi dan inklusi keuangan, terutama di sektor industri asuransi dan dana pensiun.

Gap tersebut disebut menjadi tantangan terbesar dalam mendorong penetrasi produk dan layanan asuransi dan dana pensiun yang seyogyanya dapat berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan dan pembangunan nasional, mengingat bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini.

Berdasarkan laporan Statistik Bank Indonesia pada tahun 2023, kontribusi industri asuransi dan dana pensiun terhadap PDB masih sangat terbatas. Kontribusi kedua industri ini hanya pada kisaran 1 persen dalam enam tahun terakhir. Bahkan pada tahun 2022 menurun menjadi hanya 0,86 persen yang menjadi proporsi terendah dalam enam tahun terakhir.

Ada sebanyak 213 paper yang diterima oleh IFG Progress terkait kajian ilmiah, pendapat, inovasi, yang merupakan pemikiran dalam mendorong peningkatan literasi dan inklusi di sektor asuransi dan dana pensiun. Sebanyak 66 paper terbaik yang diseleksi dari 213 paper tersebut dipresentasikan kepada publik melalui 12 sesi breakout room

Dengan tema utama “Menuju Masa Depan Berkelanjutan: Mengeksplor ‘Untapped Potentials’ Di Sektor Keuangan,” Konferensi Nasional IFG 2023 ini merupakan rangkaian peringatan tiga tahun pembentukan IFG, yang diselenggarakan oleh IFG Progress, lembaga riset IFG, bekerja sama dengan Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM)-FEB UI.

Head of IFG Progress Reza Yamora Siregar menambahkan berbagai kajian terbaik dalam Konferensi Nasional IFG tersebut dapat menjadi landasan ilmiah dan rujukan kebijakan untuk meningkatkan kinerja sektor  asuransi dan dana pensiun, terutama asuransi dan dana pensiun di Indonesia. 

“Karena datangnya dari berbagai sudut pandang, berbagai kajian tersebut menyorot kedua sektor secara komprehensif, di mulai dari analisis berbasis VUCA [volatility, uncertainty, complexity, and ambiguity] pada makroekonomi nasional, regional dan global, hingga prospek, peluang, tantangan, serta inovasi digitalisasi yang dapat diterapkan pada sektor  asuransi dan dana pensiun,” tandas Reza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper