Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat total klaim kesehatan mengalami peningkatan tajam sebesar 38,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp4,6 triliun pada kuartal I/2023. Posisinya meningkat tajam dibandingkan periode yang sama 2022 senilai Rp3,32 triliun.
Ketua Bidang Kanal Distribusi dan Inklusi Tenaga Pemasar AAJI Elin Waty menilai bahwa inflasi medis menjadi salah satu peningkatan klaim kesehatan.
Selain itu, Elin menyebut perbedaan situasi yang terjadi antara kuartal I/2022 dan tiga bulan pertama 2023 adalah minat masyarakat untuk berkunjung ke rumah sakit.
Menurut Elin, pada kuartal I/2022, masyarakat lebih memilih untuk memanfaatkan pengobatan melalui telemedicine atau layanan kesentralan berbasis teknologi. Sebab, di masa itu angka kasus Covid-19 masih mengkhawatirkan dan tinggi.
Sementara pada kuartal I/2023, lanjut Elin, masyarakat kembali berobat secara langsung ke dokter seiring dengan pandemi Covid-19 yang mulai membaik. Hal itu yang kemudian berimbas pada peningkatan klaim kesehatan.
“Inflasi di kesehatan menurut saya lagi terjadi, makanya salah satu yang kami lakukan adalah mengimbau agar pemegang polis selalu mereviu asuransi kesehatannya jangan sampai nggak cukup karena lupa ada inflasi,” kata Elin usai konferensi pers laporan kinerja industri asuransi jiwa kuartal I/2023 di Jakarta, Rabu (24/5/2023).
Baca Juga
Lebih lanjut, Elin menuturkan bahwa penyelarasan premi di industri asuransi tergantung dari masing-masing pemain asuransi jiwa itu sendiri.
“Faktor inflasi kesehatan, setiap tahun biaya RS naik, obat, dokter, peralatan naik, itu menyebabkan ada kenaikan dari biaya RS,” tandasnya.