Bisnis.com, JAKARTA – Peristiwa peretasan data yang dialami sejumlah perusahaan keuangan dalam sebulan terakhir menjadi lampu kuning bagi pelaku industri perbankan.
Bhimo Wikan Hantoro, Direktur Digital & Operasional PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) dalam keterangannya kepada Bisnis mengatakan malware yang dikirimkan para peretas memang dapat melakukan scanning terhadap seluruh file di komputer milik perusahaan.
“Beberapa kasus peretasan sistem dilakukan melalui social engineering atau phising untuk memasukkan malware kedalam jaringan sehingga dapat melakukan scanning terhadap seluruh file di computer,” kata Bhima kepada Bisnis, Jumat (26/5/2023).
Melalui jalur yang dibangun melalui sistem, lanjutnya, maka serangan dapat mencuri data secara otomatis. Bahkan, beberapa serangan terkadang menyerang secara langsung aplikasi melalui jaringan internet yang dapat diidentifikasi melalui perangkat keamanan seperti Web Application Firewall (WAF).
Menyadari kerawanan tersebut, Bhimo menyebut diperlukan mitigasi yang baik dengan pemahaman serta penguatan di berbagai faktor, mulai sumber daya manusia – baik nasabah maupun pegawai – proses bisnis, hingga penguatan kehandalan dan keamanan sistem.
Bank Raya sendiri, jelasnya, memperkuat sistem keamanan infrastruktur digital, monitoring sistem keamanan 24x7 serta meningkatkan fitur keamanan di berbagai layanan digital yang digunakan.
Baca Juga
Sementara untuk memitigasi risiko, kata Bhimo, perusahaan melakukan pemantauan rutin terhadap potensi serangan siber di sistem keamanan layanan digital dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) menggunakan fraud detection system.
Kendati demikian, langkah keamanan yang perlu diambil tidak hanya dari sisi teknologi. Melainkan, edukasi nasabah dalam melindungi data serta transaksi.
“Nasabah dapat melakukannya dengan selalu menjaga kerahasiaan data pribadi, seperti nomor kartu, PIN, CVV/CVN, OTP/Token, serta berhati-hati dalam melakukan transaksi. Kami juga memastikan peningkatan keamanan di aplikasi, contohnya melalui otentikasi biometrik dan two-factor authentication,” ujarnya.
*Wawancara dengan Bhimo Wikan Hantoro merupakan bagian dari laporan khusus Dag-Dig-Dug Digitalisasi yang terbit di harian Bisnis Indonesia edisi Senin (29/5/2023). Baca laporan selengkapnya di epaper.bisnis.com.