Perbaikan pada indikator profitabilitas bank syariah ini sejalan dengan capaian laba bersih sejumlah bank syariah di Indonesia. BSI misalnya mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,26 triliun pada 2022, tumbuh 41,05 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan kinerja apik BSI itu merupakan buah dari merger dua tahun lalu. BSI memang bank syariah hasil merger Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah.
"Alhamdulillah kinerja BSI sepanjang tahun lalu tumbuh signifikan. Kita bisa lihat dari laba bersih BSI yang mencapai Rp 4,26 triliun," ujar Erick dalam keterangan tertulisnya.
Pada awal tahun ini atau kuartal I/2023, laba BSI juga tumbuh 48 persen yoy menjadi Rp1,45 triliun.
Bank syariah tertua di Indonesia, yakni Bank Muamalat juga mencatatkan peningkatan laba 197,98 persen yoy menjadi Rp26,58 miliar pada 2022. Namun, laba Bank Muamalat turun 14,69 persen yoy pada kuartal I/2023 menjadi Rp10,22 miliar. Meski demikian, laba ini sangat kecil dibandingkan aset perusaahaan sebesar Rp61,36 triliun.
Kemudian, PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) diketahui membukukan peningkatan laba 20,54 persen yoy menjadi Rp1,76 triliun sepanjang 2022. BTPS juga mencatatkan peningkatan laba 3 persen yoy pada tiga bulan pertama 2023 menjadi Rp424,67 miliar.