Bisnis.com, JAKARTA— PT Perta Life Insurance (PertaLife Insurance) menyebut kondisi industri keuangan, termasuk asuransi jiwa mengalami tekanan yang luar biasa karena adanya ketidakpastian ekonomi global. Kondisi tersebut turut mempengaruhi pendapatan premi perusahaan asuransi jiwa yang dikendalikan Dana Pensiun Pertamina (71,39 persen) itu.
“[Tekanan bisnis] baik dari segi pasar captive maupun non-captive,” kata Direktur Keuangan dan Investasi PertaLife Insurance Yuzran Bustamar kepada Bisnis, Senin (17/7/2023).
Yuzran mengatakan bahwa saat ini potensi pasar non-captive sangat dinamis, sedangkan kondisi pasar captive lebih terukur. Di sisi lain, PertaLife Insurance masih dalam proses penyelesaian rekonsiliasi data sehingga mempengaruhi penerbitan nota tagihan.
Dari Corporate Retail Marketing, kontributor terbesar pendapatan premi diharapkan dari produk Asuransi Jiwa Kredit (AJK) dan anuitas khususnya dari Dana Pensiun. Meski demikian saat ini, lanjut Yuzran, PertaLife Insurance belum dapat melangkah secara agresif untuk mengembangkan bisnis AJK karena masih perlu melakukan negosiasi dengan pihak Reasuransi.
Pendapatan premi Pertalife Insurance pada kuartal I/2023 diketahui turun 19,77 persen. Pencapaian pada kuartal I/2022 adalah sebesar Rp292,41 miliar, turun menjadi sebesar Rp234, 61 miliar per Maret 2023.
Sementara itu, Pertalife Insurance menargetkan pendapatan premi Rp1 triliun pada akhir tahun 2023. Untuk mencapai target tersebut di tengah ketidakpastian, Yuzran mengatakan pihaknya telah memiliki beberapa strategi yang akan diteapkan.
Baca Juga
“Salah satu strategi yang akan dilakukan oleh perusahaan adalah dengan cara mengubah komposisi produk dan meningkatkan hasil underwriting,” kata Yuzran.
Selain itu, Yuzran melanjutkan bahwa PertaLife Insurance berkomitmen untuk memberikan layanan prima guna meningkatkan loyalitas nasabah dan memberikan dampak pada kenyamanan pemegang polis agar dapat berkomitmen dalam pembayaran premi tepat waktu.
Hal tersebut diharapkan mampu mendukung transformasi keberlanjutan perusahaan.
Strategi lainnya adalah melalui optimalisasi sinergi dengan PT Pertamina (Persero) Group dan PT Timah Tbk Group. Sinergi tersebut menjadi fokus perusahaan, melalui penawaran dan pengembangan produk seperti produk kesehatan, produk Severance, Term Life, dan Asuransi Jiwa Kredit.