Bisnis.com, JAKARTA — Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Banten menjadi wilayah dengan tingkat kredit macet atau tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain pada Juni 2023.
Data Statistik Fintech Lending edisi Juni 2023 menunjukkan TWP90 yang dimiliki NTB dan Banten masing-masing berada pada level 7,18 persen dan 5,13 persen. Kedua wilayah ini melebihi rasio agregat, sebab secara industri TWP90 industri fintech P2P lending hanya sebesar 3,29 persen.
“Perkembangan rasio TWP90 pada NTB dan Banten memang telah menjadi subjek monitoring kami dalam beberapa bulan terakhir,” ungkap Direktur Pengawasan Financial Technology (Fintech) OJK Tris Yulianta kepada Bisnis, Selasa (1/8/2023).
Meski demikian, Tris mengatakan bahwa kredit macet di wilayah NTB berangsur membaik dibandingkan dengan dua bulan terakhir yang berturut-turut mencapai 7,67 persen dan 7,59 persen.
Sementara itu, di Banten pada posisi Juni 2023 angka TWP90 tercatat pada level 5,13 persen dan cenderung meningkat dibandingkan dengan dua bulan berturut-turut yang mencapai 2,26 persen dan 4,84 persen.
Tris mengungkapkan bahwa rendahnya literasi fintech menjadi salah satu kendala dalam eksplorasi layanan P2P lending di Indonesia.
“Pada dua provinsi dimaksud [NTB dan Banten], OJK masih mempelajari penyebab peningkatan dimaksud hingga level perusahaan dan melakukan monitoring perkembangan penyaluran pendanaan dan angka rasio TWP90,” tuturnya.
Pada enam bulan pertama 2023, industri fintech P2P lending membukukan laba bersih senilai Rp450,51 miliar. Laba tersebut berasal dari total pendapatan operasional yang mencapai Rp5,67 triliun, atau meningkat 48,03 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp3,83 triliun.
Jika dikalkulasikan sejak Januari 2023–Juni 2023, industri fintech lending mampu meraup laba bersih hingga Rp1,45 triliun dengan raihan laba tertinggi terjadi pada posisi akhir Juni 2023.