Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) sejak awal tahun hingga awal Juli 2023 atau secara year–to–date (ytd) terus terkoreksi hingga 28,23 persen per Kamis (3/8/2023).
Direktur Bank Jago Sonny Christian Joseph menuturkan kinerja saham ARTO tidaklah mencerminkan kondisi fundamental perseroan. Pasalnya, sejak pertama diluncurkan, Bank Jago sudah mampu mencetak laba.
"Sebelum perusahaan berganti nama menjadi Bank Jago [PT Bank Artos Indonesia], kondisi keuangan masih merugi. Tapi ketika 2021, meluncurkan apps Bank Jago, itu kita mungkin menjadi satu-satunya bank berbasis teknologi yang mencatatkan laba,” ujarnya dalam Media Gathering di Jakarta, Kamis (3/8/2023).
Dirinya menyebut, kinerja keuangan yang solid memang menjadi fokus perusahaan, dan pihaknya pun berharap investor di pasar saham dapat mengapresiasi dan mengikuti kesuksesan ini.
Baca Juga
Pada kesempatan yang sama, Business Development Advisor BEI Poltak Hotradero menyebut ada banyak faktor yang menjadi penggerak harga saham. Bahkan, dirinya mengungkapkan sektor perbankan menjadi salah satu sektor yang menjadi primadona investor asing di Indonesia, karena return on asset tertinggi di Asia Pasifik.
“Ada banyak faktor. Di sisi lain, penduduk Indonesia yang unbankable itu masih banyak,” ujar Poltak.
Menurut pengamatannya, masyarakat Indonesia sangat aktif dalam hal keuangan digital, dan hal ini berdampak pada perdagangan saham di sektor keuangan di pasar modal. Namun, dia menekankan bahwa pergerakan harga saham sepenuhnya ditentukan oleh mekanisme pasar.
Sebagai informasi, berdasarkan data RTI Bank Jago harga saham Bank Jago ditutup pada zona hijau, naik tipis 0,75 persen pada level Rp2.670 per saham. Dalam sepekan, harga saham ARTO telah turun 11,30 persen, dan dalam setahun ini turun 28,23 persen.
Adapun, laba bersih Bank Jago tercatat Rp40,51 miliar pada paruh pertama tahun ini atau semester I/2023, naik 40,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Berdasarkan laporan keuangan terbaru, laba Bank Jago didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar Rp832,46 miliar, tumbuh 29,85 persen yoy.
Pendapatan berbasis komisi atau fee based income juga naik 169,7 persen yoy menjadi Rp16,56 miliar. Lalu, pendapatan lainnya tumbuh enam kali lipat atau 521,73 persen yoy menjadi Rp75,79 miliar pada paruh pertama 2023.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan kinerja keuangan Bank Jago hingga kuartal II/2023 menunjukkan momentum yang baik dan on the right track.
"Kami ingin menumbuhkan bisnis kami lebih besar lagi dengan terus berinovasi sebagai bank berbasis teknologi dan berkolaborasi dengan ekosistem digital,” jelas Arief dalam keterangan tertulis pada Senin (31/7/2023).