Bisnis, JAKARTA - Sejumlah bank perekonomian rakyat (BPR) cukup gesit untuk bertarung dalam persaingan dengan fintech dan bank digital, meski tahun ini kinerja industri ini terlihat cukup kewalahan.
Tren positif terus terjadi sepanjang paruh pertama 2023 bagi sektor BPR yang makin intensif untuk bisa bertahan dalam persaingan pasar yang ketat. Setidaknya, laju kebangkrutan BPR relatif lebih lambat.
Selain soal BPR, terdapat pula informasi komprehensif lainnya yang menjadi pilihan BisnisIndonesia.id pada Jumat (18/8/2023).
1. Geliat BPR untuk Tetap Bertahan di Tengah Tekanan Bisnis Berat
Sejumlah BPR makin sadar, kini persaingan tak hanya melibatkan antar-BPR saja, tetapi juga dengan lembaga keuangan lainnya seperti multifinance, pegadaian, dan P2P lending.
Hal ini pun terkonfirmasi dari Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa yang mengakui jumlah BPR bangkrut sudah jauh relatif sedikit di bawah rata-rata.
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa kinerja BPR pada awal tahun ini cukup lesu. Laba BPR secara nasional tercatat mencapai Rp1,13 triliun per Mei 2023. Nilai ini turun tipis 1,31 persen dibanding capaian pada periode yang sama tahun lalu.
2. Siapa Pemegang Saham BTN Syariah Usai Spin-Off?
Kini, agenda spin off atau pemisahan UUS BTN menjadi bank umum syariah (BUS) kembali mengemuka. Namun, belum cukup pasti skema yang akan dipakai, entah akan terlebih dahulu berdiri sebagai badan usaha baru ataukah langsung masuk ke dalam BSI.
Corporate Secretary BSI, Gunawan A. Hartoyo, mengungkapkan bahwa perseroan masih terus mengkaji dan belum mengambil keputusan apapun terkait rencana aksi korporasi yang melibatkan UUS BTN.
Menurutnya, sebagai perusahaan terbuka, BSI senantiasa tunduk pada ketentuan pasar modal, di mana informasi material baru akan dipublikasikan jika telah ada kepastian, dalam rangka mendukung prinsip keterbukaan informasi bagi pemegang saham.
3. Realisasi APBN Final Jokowi Bakal Berliku
Presiden Joko Widodo telah mengumumkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024 sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah, seiring dengan ambisi menjaga deru mesin ekonomi. Hal itu bakal menantang seiring dengan prospek global yang penuh dengan ketidakpastian.
Dalam pidato Kenegaraan dalam rangka Penyampaian RAPBN Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangan pada Rabu (16/8/2023), Presiden Jokowi mengatakan postur APBN 2024 harus tetap sehat. Menurutnya, reformasi fiskal harus terus dilakukan secara komprehensif.
Pemerintah cukup ambisius dengan mematok pendapatan negara sebesar Rp2.781,3 triliun. Pendapatan ini berasal dari penerimaan perpajakan sebesar Rp2.307,9 triliun, dan PNBP senilai RpRp473 triliun, serta hibah senilai Rp0,4 triliun.
4. Mitsubishi, Antara Jalur Mobil Cetus Api dan Terelektrifikasi
Mitsubishi Motors tampak lebih menekankan peluncuran model terbaru SUV kompak di GIIAS 2023. Meski demikian, merek mobil terlaris keempat di pasar Indonesia ini memastikan komitmennya masuk jalur pasar kendaraan listrik pada tahun ini.
Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023, 10-20 Agustus, adalah barometer perkembangan industri otomotif Indonesia. Di arena ini pula, pelaku industri menampilkan arah bisnisnya di pasar.
Di GIIAS 2023, Mitsubishi Motors menempati booth luas 2,106 m2 di Hall 10 nomor 10A, ICE BSD City. Dengan desain booth yang didominasi warna hitam, putih, serta garis merah, Mitusbishi Motors mengusung tema Life’s Adventure.
5. Jalan Berliku Menanti Nasib Kelanjutan Penyelesaian Tol Bocimi
Penyelesaian pembangunan jalan tol Bogor – Ciawi – Sukabumi (Bocimi) Seksi 3 – 4 ruas Cibadak – Sukabumi Timur mendapatkan titik terang. PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI dikabarkan tertarik untuk mengambil alih proyek tol Bocimi Seksi 3 – 4 Cibadak – Sukabumi Timur sepanjang 27 kilometer.
Untuk diketahui, Jalan Tol Bocimi merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tercantum dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional.
Pembangunan tol Bocimi tidaklah mudah. Proyek Tol Bocimi sebenarnya sempat mangkrak sejak 1997. Pembangunan jalan tol tersebut kemudian dimulai lagi pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2015.