Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BIFA 2023: BPD Bali Raih The Most Effient Bank dengan Aset di Atas Rp30 Triliun

BPD Bali menyabet predikat The Most Efficient Bank untuk BPD dengan kategori aset lebih dari Rp30 triliun dalam ajang Bisnis Indonesia Financial Award (BIFA).
BPD Bali
BPD Bali

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali sukses menyabet predikat sebagai The Most Efficient Bank untuk BPD dengan kategori aset lebih dari 30 triliun dalam ajang Bisnis Indonesia Financial Award (BIFA) 2023.

Bank BPD Bali yang berdiri sejak 5 Juni 1962 memulai dengan modal awal Rp75 miliar, modal tersebut terus bertambah Rp250 miliar, dan Agustus 2004 menjadi Rp1 triliun.

Sejak 2015 modal inti Bank BPD Bali sudah mencapai Rp4 triliun, sudah memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) yang mewajibkan bank umum memiliki modal inti Rp4 triliun.

Sebagai informasi, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali mencatatkan laba bersih selama enam bulan pertama 2023 mencapai Rp442,37 miliar. Laba ini tumbuh 23,75 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp357,47 miliar. 

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia pada Senin (14/8/2023), pertumbuhan laba ini didorong oleh sejumlah faktor. Salah satunya peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII). 

Tercatat pos ini tumbuh sebesar 24,59 persen yoy menjadi Rp1,04 triliun pada Juni 2023 dari Rp831,05 miliar pada Juni 2022. Bank juga mencatatkan peningkatan pendapatan berbasis komisi (fee based income) sebesar 10,33 persen yoy menjadi Rp53,90 miliar pada semester I/2023 dari Rp48,86 miliar per semester I/2022.  

Selain itu, laba operasional BPD Bali pada semester I/2023 tercatat tumbuh 20,23 persen menjadi Rp538,02 miliar yoy, sedangkan pada semester I/2022 senilai Rp447,48 miliar.

Setelah dipotong taksiran pajak tahun berjalan Rp84,22 miliar, hasilnya BPD Bali pun membukukan laba bersih tahun berjalan Rp442,37 miliar pada akhir Juni 2023.  

BPD Bali juga membukukan penyusutan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) turun tipis 225 bps menjadi 64,13 persen pada semester I/2023 dari 66,38 persen pada semester I/2022. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.  

Dalam hal intermediasi, BPD Bali telah menyalurkan total kredit sebesar Rp20,51 triliun pada Juni 2023 yoy, jumlah tersebut naik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp19,98 triliun.

 Aset bank turut mengalami kenaikan 8,35 persen yoy, menjadi Rp32,49 triliun pada semester I/2023 dari Rp29,99 triliun pada semester I/2022. 

Seiring dengan pertumbuhan kredit, BPD Bali pun mengalami perbaikan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross turun tipis 38 bps dari 2,65 persen ke level 2,27 persen yoy. NPL net  yang menyusut 11 bps dari 0,16 persen yoy ke level 0,05 persen pada paruh pertama tahun ini.  

Dari sisi pendanaan pun BPD Bali telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp27,52 triliun, atau naik 12,64 persen yoy. Dana murah atau current account savings account (CASA) naik 33,03 persen yoy dari Rp13,95  triliun pada semester I/2022 menjadi Rp18,55 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper