Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos CIMB Niaga Ungkap NIM Bank Bakal Tergerus Usai BI Tahan Suku Bunga Acuan

Meski NIM berpotensi menghadapi tekanan, CIMB Niaga berharap dapat menjaga pertumbuhan pinjaman sebesar 4,3 persen hingga akhir tahun.
Aktivitas di salah satu cabang Bank CIMB Niaga di Jakarta, Rabu (2/11/2022).  /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas di salah satu cabang Bank CIMB Niaga di Jakarta, Rabu (2/11/2022). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. Lani Darmawan membeberkan Net Interest Margin (NIM) bank bakal terkompres usai Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,75 persen pada Agustus 2023. 

Meski, pihaknya berharap dapat menjaga pertumbuhan pinjaman sebesar 4,3 persen hingga akhir tahun, namun bank memperkirakan Net Interest Margin (NIM) mereka akan menghadapi tekanan. 

“Bank kan sebagai fungsi intermediasi, diharapkan loan tumbuh terus untuk media pembangunan. Maka, ketika kami merencanakan pertumbuhan pinjaman sebesar 4,3 persen yoy hingga akhir tahun artinya kita harus siapkan likuiditas,” ujarnya pada awak media, Jumat (25/8/2023). 

Lebih lanjut, dirinya menyebut perkirakan likuiditas dari sisi cost of fund tidak akan turun, kecuali jika BI rate mulai diturunkan sampai akhir tahun. 

Lani menuturkan, berdasarkan perkiraan ekonomi BI rate akan mengalami penurunan secara bertahap pada kuartal II/2024. Namun, sebelum penurunan suku bunga tersebut terjadi, biaya peminjaman yang harus dibayar oleh bank alias cost of fund masih akan tetap relatif tinggi. 

Sebagai informasi, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) telah meraup laba bersih konsolidasi Rp3,26 triliun, naik 27,34 persen secara tahunan (year on year/yoy), dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,56 triliun. Dari jumlah laba konsolidasi ini, sebesar Rp3,11 triliun merupakan bank only. 

Melansir dari publikasi di Bisnis Indonesia, laba bank didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar Rp6,83 triliun, tumbuh 4,59 persen yoy. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) pun naik 7 basis poin (bps) ke level 4,61 persen pada Juni 2023 dari level 4,54 persen pada Juni 2022. 

Sementara itu, fari sisi intermediasi, CIMB Niaga telah menyalurkan kredit termasuk menggabungkan lini syariah mencapai Rp205,07 triliun pada semester I/2023, naik 8,11 persen yoy. Aset bank pun naik 6,01 persen yoy menjadi Rp329,68 triliun. 

Jika dilihat lebih dalam, penyaluran kredit oleh CIMB Niaga tercatat tumbuh di semua segmen. Tercatat pembiayaan konsumer tumbuh 8 persen menjadi Rp69,3 triliun, selanjutnya lini pembiayaan korporat tumbuh 8,9 persen menjadi Rp136,7 triliun, serta pembiayaan syariah saja tumbuh 25,3 persen menjadi Rp53 triliun.

Seiring dengan tumbuhnya kredit, BNGA mencatatkan perbaikan kualitas aset. Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross BNGA susut dari 3,53 persen pada Juni 2022 menjadi 2,53 persen pada Juni 2023. Sementara NPL nett susut dari 0,98 persen per Juni 2022 menjadi 0,75 persen per Juni 2023. 

Dari sisi pendanaan, BNGA telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp235,78 triliun pada semester I/2023, naik 1,55 persen yoy. Akan tetapi dana murah atau current accounts savings accounts (CASA) BNGA susut dari Rp152,65 triliun per Juni 2022 menjadi Rp151,6 triliun per Juni 2023. 

Perusahaan juga mengalami lonjakan kinerja pada layanan digital yang tumbuh 92 persen untuk volume transaksi menggunakan Octo Mobile.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper