Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Insurance Coverage: Industri Asuransi Jiwa Diminta Sasar Segmen Non Perkotaan

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mendorong perusahaan anggotanya tidak berfokus di perkotaan dalam menggarap nasabah.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon/Istimewa
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mendorong anggotanya untuk memperluas insurance coverage dan tidak berfokus ke kota besar.  

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menyebutkan saat ini pusat distribusi asuransi jiwa masih terjadi di kota-kota besar. Dalam pemasarannya, perusahaan asuransi juga lebih tersegmen di kalangan menengah ke atas.

“Secara keseluruhan, nasabah kumpulan maupun individual sudah tembus 88 juta pada semester I/2023. Dan kami berharap kami bisa mencapai 100 juta [tertanggung],” kata Budi dalam Indonesia DEI Summit: Bring DEI to Life di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (30/8/2023).

Sepanjang semester I/2023, Budi menyampaikan bahwa jumlah tertanggung di industri asuransi jiwa mengalami peningkatan sebesar 19,7 persen menjadi 88,47 juta orang. 

Menurutnya, industri asuransi jiwa harus memiliki paradigma ke depan agar bisa memberikan proteksi dan perencanaan keuangan yang seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia, mengingat letak geografis yang juga luas. 

“Jangan hanya fokus ke tempat yang besar, tetapi kita juga harus responsibility untuk membuka akses ke masyarakat luas untuk memiliki insurance coverage,” pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur & CEO Manulife Indonesia Ryan Charland mengatakan acara ini diselenggarakan untuk menerapkan pendekatan yang logis dalam mengimplementasikan DEI. Harapannya dapay menciptakan tenaga kerja yang memiliki motivasi tinggi, lingkungan kerja yang sehat, serta mendukung perempuan di dunia kerja.

“Indonesia adalah negara yang sangat besar dengan populasi 270 juta orang dan memiliki beragam dalam hal perbedaan budaya, bahasa suku, adat istiadat, lisan, dan tingkat pendapatan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper