Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank DBS Indonesia menjadi bagian dari book runner dan lead arrangers dalam penyaluran kredit senilai US$33 juta atau Rp507,22 miliar (asumsi kurs Rp15.330) untuk PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) dalam sebuah club deal.
Dana tersebut oleh TBS untuk mengakuisisi Asia Medical Enviro Services (AMES), sebuah perusahaan pionir dan terbesar yang berfokus pada penyediaan layanan limbah medis di Singapura.
Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah K. Indriati menjelaskan masing-masing bank menyumbang besaran kredit yang berbeda dari blended finance ini.
“Dari US$33 juta itu, porsiannya fifty-fifty. Tapi, porsian anak perusahaan Bank Mandiri itu US$14,21 juta. Sementara, bank DBS itu 19,250 juta dolar Singapura,” ujarnya pada Bisnis saat ditemui di Four Seasons, Senin (11/9/2023).
Adapun penyaluran Sustainable Financing Bank Mandiri sendiri telah mencapai sekitar 25 persen dari total kredit bank wide per Juni 2023.
Bahkan khusus untuk green portofolio, Bank Mandiri telah menyalurkan Rp115 triliun atau sekitar 30 persen dari total Green Portfolio Indonesia.
Baca Juga
Tercatat, beberapa sektor yang mendominasi antara lain sektor pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) sebesar Rp95,6 triliun, energi terbarukan (renewable energy) sebesar Rp8,9 triliun, eco-efficient products Rp4,7 triliun, transportasi ramah lingkungan (clean transportation) Rp3,2 triliun, serta sektor hijau lainnya Rp 2,8 triliun.
Sementara itu, Direktur Bank DBS Indonesia mengatakan Kunardy Lie memang memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung nasabah di setiap langkahnya, tidak hanya dalam peningkatan bisnis, namun sekaligus memainkan peran untuk memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat.
“Misi kami menjadi Best Bank for a Better World yang diaplikasikan melalui tiga pilar kerja keberlanjutan, yakni Responsible Banking, Responsible Business Practice, dan Impact Beyond Banking, merupakan bukti penting bahwa agenda keberlanjutan terjahit di setiap daya dan upaya kerja kami,” ucapnya.
Sebelumnya, PT Bank DBS Indonesia telah membukukan pembiayaan keberlanjutan di Indonesia termasuk transition loan telah mencapai Rp4 triliun per Juli 2023 atau naik 253 persen sejak tahun lalu
Kunardy pun optimis atas realisasinya tersebut, pihaknya mampu membidik pembiayaan berkelanjutan hingga Rp 5,5 triliun pada akhir tahun ini.
“Dalam rangka mempercepat pembiayaan transisi menuju dekarbonisasi, mayoritas [pembiayaan] disalurkan untuk sektor real estate, energi terbarukan, dan industri manufaktur serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” ujarnya dalam agenda Sustainability Council di Jakarta, Senin (28/8/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan peluang untuk menjalankan agenda keberlanjutan sangat besar melalui berbagai solusi pembiayaan di Indonesia. Berdasarkan paparannya beberapa waktu lalu, tercatat sepanjang 2023 sejumlah kesepakatan atas hasil pembiayaan telah dicapai, seperti green trade facility lender terkait pembiayaan motor listrik untuk Indomobil senilai US$16 juta.
Lalu, ada pembiayaan kembali bangunan hijau di area central business district (CBD) Jakarta senilai 178 juta untuk dan pembiayaan perusahaan Indonesia yang akan mengakuisisi perusahaan pengelola limbah medis di Singapura sebesar 83 juta dolar Singapura.
Selanjutnya, Presiden Direktur TBS Dicky Yordan mengatakan strategi perusahaan untuk mengakuisisi AMES merupakan sebuah langkah konkrit perusahaan dalam hal keberlanjutan, dan bagaimana TBS dapat secara signifikan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan seiring dengan tujuan Towards a Better Society 2030 (TBS2030).
TBS juga akan melanjutkan berinvestasi di infrastruktur yang berkelanjutan, terbarukan seperti tata kelola sampah medis dan kendaraan listrik.
“Kami senang berkolaborasi dengan Bank Mandiri dan Bank DBS Indonesia, dan berharap kerja sama ini dapat memberikan kontribusi positif pada Indonesia yang lebih berkelanjutan,” tuturnya.