Namun juga terus memberikan dukungan ke berbagai perusahaan asalkan perusahaan-perusahaan tersebut memiliki sudut pandang atau komitmen yang memperhitungkan aspek-aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik dalam bisnis mereka.
"Kami melihatnya kan ESG related financing. Jadi tidak cuma green atau energi terbarukan. Sebenarnya bisa ke semua perusahaan selama mereka punya angle yang bisa menilai apakah itu E, atau S, atau G," ucapnya.
Adapun, jika dilihat berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis OJK, kredit untuk industri pertambangan dan penggalian mencapai Rp256,41 miliar pada Mei 2023, angka ini naik dari yang sebelumnya Rp187,43 miliar secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sementara jika dilihat secara bulanan, tercatat sejak Januari mencapai Rp220,96 miliar, lalu Februari Rp230,13 miliar, disusul Maret Rp237,22 miliar dan terakhir April 2023 mencapai Rp232,25 miliar.
Seiring dengan perkembangan ini, jika melihat pendekatan yang diambil oleh berbagai bank terhadap sektor batu bara dalam konteks keberlanjutan pun cukup bervariasi.