Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Dolar Menguat, Klaim Penebusan di Asuransi Jiwa Diramal Menanjak

Jika nilai tukar rupiah terus menunjukkan pelemahan hingga menyentuh Rp20.000 maka akan memicu peningkatan pada sisi klaim surrender.
Karyawan memotret logo-logo asuransi jiwa di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Jakarta pada Jumat (25/8/2023). / Bisnis-Abdurachman
Karyawan memotret logo-logo asuransi jiwa di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Jakarta pada Jumat (25/8/2023). / Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Lesunya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dikhawatirkan akan berpengaruh pada meningkatnya klaim tebus (surrender) di perusahaan asuransi jiwa.

Direktur Keuangan Great Eastern Life Indonesia Fauzi Arfan mengatakan bahwa jika nilai tukar rupiah terus menunjukkan pelemahan hingga menyentuh Rp20.000 maka akan memicu peningkatan pada sisi klaim surrender — penebusan sebelum polis jatuh tempo.

“Mungkin kalau US dollar menjadi Rp20.000 there will be probably difference, karena dikhawatirkan adanya orang surrender karena ngambil profit taking, itu mungkin,” kata Fauzi saat dihubungi Bisnis, Kamis (5/10/2023).

Namun demikian, Fauzi menuturkan bahwa pelemahan rupiah tidak berpengaruh terhadap perusahaan. Hanya saja berpengaruh dari sisi surrender yang akan meningkat, jika kurs dolar AS meningkat signifikan.

“Tapi kalau saat ini sih sebenarnya masih belum dikategorikan signifikan, karena jika dibandingkan dengan Desember 2022 angkanya masih di bawah,” ujarnya.

Fauzi menuturkan bahwa referensi yang digunakan perusahaan asuransi jiwa mengacu pada penutupan akhir tahun, termasuk harga saham dan kurs mata uang. “Itu ngerefernya kepada currency pada saat Desember akhir 2022,” imbuhnya.

Dia menyampaikan bahwa Great Eastern Life sendiri memiliki aset dan liability yang matching sehingga tidak berdampak pada perusahaan. Artinya, perusahaan sudah matching antara aset dengan liability (asset liabililty matching).

“Kami punya liability dolar, aset kita juga dolar. Jadi adanya koreksi dicurrency nggak akan mempengaruhi apa-apa buat perusahaan,” ungkapnya.

Fauzi menjelaskan matching yang dimaksud, yakni antara produk asuransi berbasis dolar yang perusahaan jual dengan aset yang disimpan untuk memproteksi polis-polis yang dijual matching. “Makanya kami nggak ada reaksi negatif akan adanya pelemahan,” ujarnya.

Oleh karena itu, Fauzi menuturkan perusahaan tidak akan merubah strategi, sebab yang perusahaan kuatkan adalah antara aset dengan liability matching.

Dalam beberapa hari terakhir, rupiah mengalami pergerakan fluktuatif dan cenderung melemah. Pada penutupan Rabu (4/10/2023) misalnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 54 poin atau 0,36 persen menuju level Rp15.634 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 16 poin atau 0,10 persen menuju level Rp15.618 per dolar AS pada hari ini, Kamis (5/10/2023). Adapun indeks dolar AS juga turun 0,01 persen ke 106,78.

Dalam riset yang dipublikasikan, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak secara fluktuatif pada perdagangan besok, Jumat (6/10/2023). Namun, rupiah diproyeksikan ditutup melemah pada rentang Rp15.600 hingga Rp15.650.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper