Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Direktur UOB Indonesia Hendra Gunawan mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi dalam proses akuisisi lini bisnis konsumer Citigroup.
Menurutnya, salah satu hal yang harus diperhatikan secara serius adalah bagaimana UOB Indonesia harus mampu berkomunikasi dengan jelas kepada berbagai pihak mulai dari stakeholder hingga regulator demi memuluskan rencana bisnis perbankan.
"Tantangannya lebih kepada komunikasi bisnis, salah satunya kepada stakeholder. Lalu, kepada nasabah Citibank, di mana kami perlu mengkomunikasikan kepada mereka manfaat dan perbedaan kami dengan Citibank," ujarnya di Jakarta, Senin (9/10/2023).
Dalam proses akuisisi ini, Hendra menyebut UOB Indonesia juga harus merangkul staf baru yang sebelumnya bekerja di Citibank sembari berupaya mengomunikasikan nilai-nilai serta visi dan misi perusahaan kepada para staf yang baru bergabung.
Tak hanya itu, komunikasi dengan regulator Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia pun menjadi prioritas dalam proses ini.
Sementara itu, dari sisi teknologi dan infrastruktur, baginya tidak menjadi masalah, lantaran UOB Group sendiri telah memiliki segala yang diperlukan.
Baca Juga
"Banyak yang bertanya, mengapa kami memilih Citibank? Sederhananya, ya karena pasar mereka align dengan UOB. Sebagai informasi, Indonesia menjadi negara terakhir yang menyelesaikan proses ini," ucapnya.
Meski Hendra tidak menyebut jelas target apa saja yang bakal dibidik usai rampungnya proses akuisisi ini. Namun, dia menyebut akan mengoptimalkan segala kanal perbankan untuk menjaring pangsa market retail UOB dan mempermudah urusan perbankan nasabah UOB di Asia Tenggara.
Adapun, sebelumnya, Country Head of Public Affairs Citi Indonesia Puni A. Anjungsari menyampaikan proses akuisisi ini sebagai "jual putus," yang berarti begitu proses akuisisi selesai, Bank UOB Indonesia akan langsung mengambil alih dan mengelola bisnis konsumer Citi Indonesia
“Akusisi ini tidak hanya bisnis konsumernya saja ya. Tapi, semua elemen mulai dari kantor cabang, call center, dan karyawan juga diambil alih oleh UOB. Harus sepaket semuanya. Tidak ada PHK,” kata Puni di sela-sela obrolan beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Puni mengatakan jual beli melibatkan para nasabah, yang mana sistemnya juga diserahkan kepada UOB. Proses penyesuaian sistem tersebut oleh UOB setidaknya membutuhkan waktu selama 1 tahun lebih.
Sebagaimana diketahui, Citigroup melepas bisnis konsumer di Asia Tenggara kepada UOB Group. Selain di Indonesia, negara yang terdampak adalah Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
UOB Group mengakuisisi bisnis konsumer Citigroup di empat negara Asia Tenggara senilai 5 miliar dolar Singapura atau setara dengan Rp53,21 triliun, di mana UOB mencaplok bisnis Citi yang mencakup portofolio bisnis pinjaman tanpa agunan dan pinjaman beragunan, wealth management, dan retail deposit atau tabungan segmen ritel. Citigroup juga akan keluar dari China, India, Australia, Polandia, dan Rusia.