Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan kinerja positif sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2023.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dirilis Selasa (31/10/2023), laba bersih setelah pajak Bank Muamalat tumbuh 65,6% year-on-year (yoy) menjadi Rp52,36 miliar pada kuartal III/2023 dari Rp31,62 pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan mengatakan peningkatan laba tersebut salah satunya didorong oleh pendapatan komisi yang tumbuh double digit sebesar 20,8% (yoy).
Selain itu, aset Bank Muamalat juga tumbuh sebesar 10,7% (yoy) dari Rp59,8 triliun per 30 September 2022 menjadi Rp66,2 triliun per 30 September 2023. Pertumbuhan aset ini ditopang oleh peningkatan penyaluran pembiayaan yang tumbuh 22,4% (yoy) menjadi Rp21,7 triliun.
“Raihan aset ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah bank pertama murni syariah ini berdiri. Hal ini juga sejalan dengan pertumbuhan laba yang signifikan hingga hampir dua kali lipat,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (31/10/2023).
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Muamalat tumbuh positif sebesar 6,9% (yoy) menjadi Rp48,1 triliun per 30 September 2023.
Baca Juga
Peningkatan ini didukung oleh kenaikan dana murah atau Current Account and Saving Account (CASA) yang meningkat 2,7% (yoy). Kenaikan terbesar terjadi pada giro yang tumbuh sebesar 13,0% (yoy).
Per 30 September 2023, total modal Bank Muamalat tercatat sebesar Rp6,9 triliun dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 28,67%, berada jauh di atas ambang batas ketentuan regulator.
Adapun kualitas pembiayaan juga positif dimana rasio Non Performance Financing (NPF) net turun dari 0,65% per 30 September 2022 menjadi 0,43% pada akhir September 2023.Sebagai informasi, untuk bisa terus memberikan customer experience yang prima, Bank Muamalat juga berupaya konsisten mengembangkan jaringan kantornya.
Tercermin, per 30 September 2023, Bank Muamalat memiliki 235 jaringan kantor yang terdiri dari 80 Kantor Cabang Utama (KCU), 128 Kantor Cabang Pembantu (KCP), dan 27 Kantor Kas (KK).
“Ke depannya, seluruh KK akan dikonversi menjadi KCP sebagai bagian dari strategi perusahaan yang fokus pada segmen ritel, khususnya dalam penyaluran pembiayaan atau financing,” tuturnya.