Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) memproyeksikan pembiayaan tumbuh 15 -17% hingga akhir tahun.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan hal ini didasari capaian pertumbuhan penyaluran pembiayaan 15,94% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp231,67 triliun. pada kuartal III/2023.
“[Sesuai] guidance, kita akan mendorong dari sisi konsumer, karena kualitas pembiayaan [consumer] cukup bagus dan memberikan yield yang optimal kepada BSI yang terdiri dari OTO, hingga Griya tapi kita juga mendorong dari segmen lain seperti KUR Syariah pertumbuhannya yang cukup bagus,” ujarnya dalam paparan kinerja kuartal III/2023, Selasa (31/10/2023).
Lebih lanjut, BSI juga akan mengenjot segmen SME, komersial dan dan korporasi sesuai dengan risk appetite yang ada. BSI juga memilih nasabah yang bisa memberikan reciprocal business, di mana nasabah yang tidak hanya berpotensi sebagai penerima pembiayaan, tetapi juga memiliki kesempatan untuk membuka peluang bisnis bagi BSI.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Bisnis, Selasa (31/10/2023), pertumbuhan laba bersih BSI salah satunya ditopang oleh kenaikan pendapatan dari penyaluran dana yang naik 15,09% menjadi Rp17,17 triliun.
Pendapatan setelah distribusi bagi hasil juga tumbuh 6,95% menjadi Rp12,87 triliun pada kuartal III/2023 dari Rp12,03 triliun pada kuartal III/2022.
Baca Juga
Adapun, pendapatan berbasis komisi atau fee based income BRIS naik tipis 4,92% yoy menjadi Rp1,25 triliun pada September 2023 dari Rp1,19 pada September 2022.
Peningkatan laba tersebut juga sejalan dengan sisi pendapatan penyaluran dana yang menebal 15,09% yoy menjadi Rp17,17 triliun dari sebelumnya Rp14,92 triliun.
Di mana, salah satu penopang dari pertumbuhan laba yang pesat yakni pertumbuhan volume pembiayaan yang mampu mendorong pendapatan margin bagi hasil tumbuh 15,74% YoY.
Selain itu komposisi DPK (dana pihak ketiga) didominasi oleh dana murah. Hingga September 2023, penghimpunan DPK mencapai Rp262 triliun. Dari angka tersebut, komposisi dana murah berupa tabungan sebesar Rp115 triliun dan giro Rp42 triliun.
“BSI terus mendorong pertumbuhan dana murah terutama Tabungan Bisnis yang menjadi salah satu engine dengan pertumbuhan 134,41% dan memiliki tren meningkat,” kata Hery dalam keterangan resmi, Senin (31/10/2023).
Adapun, dari segmen pembiayaan, penyaluran pembiayaan tercatat tumbuh positif, dengan kualitas yang sehat dan terjaga. Tercatat, per September 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp232 triliun, bertumbuh 15,94% year on year.
Pembiayaan didominasi oleh segmen konsumer sebesar Rp117,92 triliun, korporasi sebesar Rp54,39 triliun, mikro sebesar Rp21,45 triliun, SME Rp18,62 triliun dan komersial Rp11,86 triliun.
Selain itu, BSI juga fokus dan berkomitmen dalam penyaluran pembiayaan berkelanjutan. Hingga September 2023 pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp53,6 triliun yang didominasi sektor UMKM sebesar Rp43,4 triliun, disusul pertanian Rp4,9 triliun, eco-effisien produk Rp3,3 triliun, energi terbarukan Rp1,4 triliun dan proyek eco-green Rp600 miliar.
"Perseroan berkomitmen menyalurkan pembiayaan yang sehat dan sustain serta memiliki kualitas baik," katanya.
Beberapa strategi secara konsisten dilakukan di antaranya fokus pada pembiayaan yang sehat dan orientasi jangka panjang, akselerasi business process dan disiplin dalam monitoring kualitas pembiayaan.
Hingga saat ini, market share pembiayaan BSI tumbuh 3,26% dibandingkan Q3 tahun lalu. Hal ini merupakan sinyal positif seiring dengan peningkatan market share industri perbankan syariah di Indonesia yang mengalami peningkatan sebesar 7%.