Bisnis.com, JAKARTA — Bank digital besutan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) atau BNI yakni Hibank gencar menyasar pasar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Hibank pun menargetkan porsi kredit UMKM pada 2024 bisa mencapai 45%.
Direktur Utama PT Bank Hibank Indonesia Jenny Wiriyanto menjelaskan bank digital yang sebelumnya bernama PT Bank Mayora itu mengincar pasar UMKM karena potensinya besar.
"UMKM merupakan pilar ekonomi bangsa, berkontribusi besar terhadap GDP [gross domestic product] Nasional, yaitu sekitar 66% serta menyerap hampir 99% tenaga kerja di Indonesia," katanya dalam keterangan tertulis pada Jumat (10/11/2023).
Namun, mengacu data MSME Empowerment Report 2022, UMKM di Indonesia masih menghadapi berbagai macam tantangan dalam mengembangkan usahanya.
Hal ini meliputi pemasaran usaha, akses ke material produksi, adopsi teknologi, proses transaksi, serta pengelolaan arus kas atau cash flow.
Selain itu, UMKM masih berkutat di rendahnya inklusi keuangan. Banyak pelaku UMKM yang masih belum memiliki akses ke layanan perbankan yang memadai. Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga 2022 lalu, hanya ada sekitar 36% UMKM yang telah memiliki akses ke layanan formal perbankan.
Baca Juga
"Hibank kemudian bertekad, bahwa keberadaan Hibank harus dapat menjadi solusi bagi UMKM dalam mengembangkan usahanya untuk lebih besar dan lebih baik lagi," kata Jenny.
Hibank pun menargetkan porsi kredit kepada UMKM yang besar, yakni 45% pada 2024. Adapun, hingga Oktober tahun ini, Hibank telah menyalurkan 31,8% dari total kreditnya, atau kurang lebih sebesar Rp1,74 Triliun.
Anak usaha BNI ini menggenjot porsi kredit kepada UMKM melalui berbagai strategi. Direktur Keuangan BNI Novita Widya mengatakan Hibank didesain untuk lebih menonjolkan kapabilitas mobile-nya. Salah satu contohnya yakni dengan menghadirkan sejumlah fitur yang dibutuhkan oleh pasar khususnya segmen UMKM.
Novi juga menjelaskan segmen UMKM yang akan disasar oleh Hibank bukanlah segmen UMKM underbanked yang berada di pedesaan, melainkan, sejumlah pelaku bisnis yang memiliki ekosistem seperti pedagang pasar hingga pemilik toko-toko kecil yang telah memiliki value chain.
"Kalau kita bicara 5 tahun ke depan growth-nya BNI ke mana, jawabannya adalah SME [small medium enterprise] yang fokus pada digital, karena SME ini memang perlu kita layani pakai digital. Jadi, itulah sebabnya kita fokus untuk gedein Hibank," katanya saat ditemui di Rapat Umum Anggota Ikatan Bankir pada Juli lalu (4/7/2023) di Jakarta.
Hibank juga terus melakukan pendalaman platform digital serta merumuskan sejumlah strategi fundamental untuk memasok pembiayaan.
Adapun, dari sisi pendanaan, Novi menjelaskan Hibank tidak mematok suku bunga simpanan fantastis dalam memacu pasokan likuiditas.
"Hibank ini harus punya strategi funding sendiri jadi enggak tergantung pada induk, tetapi dia harus bisa punya positioning untuk nge-grab funding dengan tidak hanya saingan harga bunga," jelasnya
Hibank sendiri telah mencatatkan laba bersih Rp123,07 miliar pada kuartal III/2023, naik 103,95% secara tahunan dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy)
Dalam hal intermediasi, Hibank telah menyalurkan total kredit sebesar Rp5,44 triliun per September 2023, naik 87,07% yoy dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,91 triliun.
Aset bank pun terkerek 22,59% yoy menjadi Rp14,29 triliun dari Rp11,65 triliun. Dari sisi pendanaan, Hibank telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp9,35 triliun, naik 35,29% yoy.