Bisnis.com, JAKARTA - Dana darurat perlu dipersiapkan dengan matang karena merupakan keniscayaan bagi setiap individu dalam rangka mengelola keuangan.
Senior Public Relations Qoala Yohana Angeline menjelaskan bahwa dana darurat dipersiapkan untuk mengantisipasi keadaan darurat seperti terkena musibah, bencana alam, sakit, terkena PHK, atau lainnya.
"Tujuanya adalah apabila terjadi kebutuhan mendesak ataupun sumber pendapatan bulanan berhenti, dana darurat bisa digunakan sementara untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari hingga mendapatkan pendapatan baru," jelasnya, Jumat (17/11/2023).
Lewat dana darurat, individu akan memiliki sejumlah dana yang bisa digunakan kapan saja saat diperlukan sehingga dapat meminimalisir atau menghindari risiko berhutang.
Waktu yang tepat untuk mulai mempersiapkan dana darurat adalah sedini mungkin, sebab risiko terkena musibah bisa terjadi kepada siapa saja dan kapan saja.
"Pada dasarnya, besaran dana darurat berbeda bagi setiap individu dipengaruhi oleh jumlah tanggungan, penghasilan, dan pengeluaran bulanan. Idealnya, dana darurat harus mencakup 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan," tambahnya.
Mempersiapkan dana darurat bukan berarti ingin menarik hal buruk terjadi melainkan sebuah langkah antisipasi dan persiapan agar tidak terbebani secara finansial di kemudian hari.
Oleh sebab itu, dana tersebut tidak boleh digunakan untuk melunasi utang konsumtif, seperti cicilan mobil, membeli tiket pesawat, tiket konser, atau sejenisnya.
4 Langkah Persiapkan Dana Darurat
Yohana menjelaskan ada empat langkah yang perlu dilakukan untuk mengumpulkan dana darurat.
1. Evaluasi Keuangan
Pertama, evaluasi keuangan dengan memahami arus kas, pendapatan, serta pengeluaran bulanan. Evaluasi ini berguna untuk membantu menentukan persentase dana yang dapat dialokasikan untuk dana darurat.
"Misalnya, jika setiap bulan pengeluaran Anda mencapai Rp3 juta, maka jumlah dana yang harus Anda sisihkan untuk dana darurat kurang lebih sebesar Rp9 juta sampai Rp18 juta," jelas Yohana.
2. Tentukan Target
Kedua, tentukan target waktu untuk menabung secara bertahap dan konsisten. Kalau sudah tahu jumlah dana yang harus dikumpulkan, maka penentuan waktu untuk mencapai dana juga merupakan keniscayaan.
"Hal ini berlaku jika Anda belum punya sama sekali tabungan dana darurat. Mulailah menabung secara bertahap untuk dana darurat Anda. Meskipun jumlahnya kecil di awal, secara bertahap tingkatkan persentasenya hingga secara konsisten mengalokasikan sebagian dari pendapatan untuk dana ini dan dana darurat terkumpul sesuai target," ujarnya.
3. Rekening Terpisah
Ketiga, buat rekening terpisah dari tabungan biasa. Dana darurat sebaiknya disimpan dalam rekening baru yang terpisah dari pengeluaran bulanan rutin. Tujuannya agar tidak teralihkan untuk membiayai keperluan lain.
Buat rekening terpisah yang tidak membutuhkan saldo awal dan biaya administrasi yang besar. Anda juga harus punya akses yang cepat dan mudah terhadap dana ini, agar tidak kesulitan untuk menggunakan uang tersebut saat terjadi kondisi darurat, misalnya seperti akses untuk mobile banking.
"Memisahkan dana ini membantu untuk memastikan kontrol dan pemantauan yang lebih baik terhadap progres dana darurat," ungkao Yohana.
4. Asuransi
Terakhir, lengkapi dengan produk asuransi yang tepat, karena produk proteksi dapat melindungi diri dari pengeluaran yang tidak diharapkan.
Dengan asuransi, setiap individu bisa mempersiapkan dan mengelola keuangan dengan lebih baik. Membeli asuransi juga bisa menjadi cara agar dana darurat bisa lebih terarah.
Akan tetapi, pastikan bahwa premi asuransi yang dibayarkan selama periode waktu tertentu tidak akan menjadi beban finansial di kemudian hari. Dengan begitu, tabungan, investasi, dana darurat, dan biaya untuk asuransi akan tetap bisa berjalan berdampingan tanpa mengorbankan salah satunya, terlebih pengeluaran rutin atau bulanan.