Bisnis.com, BANDUNG BARAT -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) alias Bank BJB memperkirakan perpetual bond senilai Rp1,5 triliun dapat terbit pada Desember 2023 mendatang.
Perpetual bond merupakan surat utang (obligasi) yang diterbitkan tanpa masa pelunasan. Seperti obligasi, pembayaran kupon dilakukan periodik namun tanpa tanggal jatuh tempo. Perpetual bond juga disebut sebagai obligasi abadi.
Keuntungan perpetual bond bagi penerbit yakni memiliki fleksibilitas pembayaran bunga, pengelolaan risiko yang lebih baik, dan memberikan kepercayaan bagi investor dalam jangka panjang.
"Perpetual bond Rp1,5 triliun ditargetkan tahun ini," kata Direktur Utama BJB Yuddy Renaldi dalam temu media Perbanas di Bandung Barat, pekan lalu (23/11/2023).
Dia menyebutkan, dengan perpetual bond, BJBR memiliki ruang ekspansi termasuk memperbesar konglomerasi melalui kelompok usaha bank (KUB).
Keputusan untuk menerbitkan perpetual bond juga strategi untuk meningkatkan modal inti Bank BJB. Saat bersamaan, pendanaan dari Pemda sebagai pemegang saham juga tidak mendesak. Dengan cara ini, Bank BJB dapat lebih leluasa dalam mengelola keuangan dan merespons dinamika pasar.
Baca Juga
Sedangkan sebagi gambaran kekuatan keuangann, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah menetapkan peringkat double A (idAA) dengan outlook stabil untuk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR).
Peringkat tersebut ditetapkan untuk periode 27 Juli 2023 hingga 1 Juli 2024. Pefindo juga menyampaikan obligor dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan dan memiliki kemampuan yang sangat kuat dalam memenuhi komitmen keuangan jangka panjang dibandingkan dengan obligor Indonesia lainnya.
Bank BJB (BJBR) sendiri secara konsolidasi membukukan laba bersih sebesar Rp1,42 triliun pada kuartal III/2023. Sementara, untuk bank only, laba Bank BJB mencapai Rp1,39 triliun.
Berdasarkan publikasi di Harian Bisnis Indonesia pada Rabu (25/10/2023), pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tercatat menjadi Rp5,23 triliun pada sembilan bulan tahun ini.
Lebih lanjut, pendapatan berbasis komisi atau fee based income bank berkode emiten BJBR ini naik 22,42% yoy menjadi Rp1,02 triliun pada kuartal III/2023, dibanding sebelumnya Rp834,37 miliar pada kuartal III/2022.
Selanjutnya, pada rasio profitabilitas, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) BJBR terkoreksi 51 basis poin (bps) menjadi 1,37% dari yang sebelumnya 1,88%.