Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (TUGU) atau Tugu Insurance menyampaikan akan memperbesar bisnis perusahaan dengan membuka peluang untuk mendirikan perusahaan asuransi jiwa. Hal ini dilakukan untuk melengkapi ekosistem Tugu ke depan.
Namun demikian, Presiden Direktur Tugu Insurance Tatang Nurhidayat tak merincikan secara detail kapan perusahaan akan memiliki perusahaan asuransi jiwa di ekosistem Tugu.
Tatang menuturkan bahwa pihaknya berupaya membuat ekosistem asuransi, mulai dari asuransi umum, ritel, korporasi, hingga syariah yang kini tengah dalam persiapan spin-off.
“Bahkan, mungkin life insurance pun kita ada, mungkin, ya. Ini baru hints ya, bisa jadi. Tapi kita lihat bukan tahun depan, ya, nanti-nanti lagi,” kata Tatang saat ditemui di Jakarta, dikutip pada Minggu (26/11/2023).
Tatang menuturkan bahwa adanya kemungkinan perusahaan asuransi jiwa di dalam ekosistem Tugu nantinya akan membuat perusahaan memiliki satu saluran, yakni asuransi jiwa dan umum.
“Kalau kita bisa produk bersama dan produk bersama itu bisa kontrol, memang ownership kita semua, kita bisa deliver promise-nya, deliver trust-nya ke bank lebih baik. Bisa jadi kita kerjasama dengan orang, tapi kan kita hanya men-deliver sisi yang general-nya saja. Itu yang kita coba analisis,” pungkasnya.
Baca Juga
Secara konsolidasi, Tugu Insurance mencatatkan lonjakan laba 333,5% menjadi Rp1,14 triliun pada kuartal III/2023. Sebelumnya perusahaan hanya membukukan laba Rp262 miliar pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Adapun, penopang pertumbuhan laba pada kuartal III/2023 berasal dari penghimpunan premi bruto secara konsolidasian yang mencapai Rp5,45 triliun atau meningkat 15,36% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni sebesar Rp4,72 triliun.
Dari sisi rasio kesehatan, pada akhir September 2023, Tugu Insurance mencatat risk-based capital (RBC) berada di level 569,8%. Angka tersebut jauh di atas ketentuan batas minimum yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yaitu sebesar 120%.