Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Minta Asuransi Punya Produk Sustainable Finance, Ini Respons Bos Asuransi Tugu (TUGU)

Tugu Insurance akan melakukan riset terkait kebutuhan pasar dan nasabah akan perlindungan produk pemnbiayaan hijau.
Presiden Direktur PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (Tugu Insurance) Tatang Nurhidayat./Bisnis/Arief Hermawan P
Presiden Direktur PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (Tugu Insurance) Tatang Nurhidayat./Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut industri asuransi dapat mengembangkan produk yang dibutuhkan oleh green business sebagai bentuk dukungan terhadap sustainable finance.

Dalam Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Perasuransian Indonesia 2023–2027, OJK menyampaikan asuransi dapat menawarkan produk sustainable finance seperti panel tenaga surya dan asuransi terumbu karang.

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (TUGU) atau Tugu Insurance memastikan bahwa pihaknya mendukung produk sustainable finance.

Presiden Direktur Tugu Insurance Tatang Nurhidayat berharap perusahaan menjadi lokomotif di industri asuransi terkait dengan sustainable finance. Untuk saat ini, Tugu Insurance masih mendefinisikan dan mengkaji kategori yang dimaksud dengan produk sustainable finance.

Untuk meluncurkan produk sustainable financeTatang menyampaikan bahwa Tugu Insurance membutuhkan proses yang panjang, di mana perusahaan perlu melakukan riset terkait kebutuhan pasar dan nasabah.

“Tapi kami mudah-mudahan tahun depan mungkin sudah ini [meluncurkan produk sustainable finance]. Inisiatif-inisiatif itu sudah ada jadi kita mungkin tahun depan, mudah-mudahan sudah ada produk yang didefinisikan sebagai produk yang terkait dengan sustainability,” kata Tatang saat ditemui usai acara Seminar Nasional 2023 yang diselenggarakan Kupasi di Jakarta, Selasa (21/11/2023).

Namun demikian, Tatang menyampaikan bahwa Tugu Insurance belum mengetahui produk sustainable finance akan lebih banyak diambil oleh market korporasi atau retail.

“Itu nanti membedakan produk apa yang kita jual, bagaimana caranya customer interaction-nya, communication-nya bagaimana. Jadi masih panjang,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper