Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ikhtiar OJK dan Pelaku Industri Dongkrak Pangsa Pasar Bank Syariah di Indonesia

Pada September 2023 perbankan syariah mencatat total aset Rp831,95 triliun, tumbuh 10,94% secara tahunan dan berkontribusi pada pangsa pasar sebesar 7,27%.
Karyawan menjawab telepon di Call Center Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menjawab telepon di Call Center Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus gencar mendorong pengembangan pangsa pasar bank syariah tahun ini melalui berbagai cara. Pasalnya, pangsa pasar bank syariah di Indonesia masih tergolong kecil.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae melaporkan bahwa per September 2023 perbankan syariah mencatat total aset Rp831,95 triliun, tumbuh 10,94% secara tahunan dan berkontribusi pada pangsa pasar sebesar 7,27%

“Tercatat, dari total 13 Bank Umum Syariah dan 20 Unit Usaha Syariah, sebanyak 11 BUS dan 17 UUS masih berada dalam kelas di bawah Rp4 triliun dan hanya satu di atas Rp100 triliun,” ujarnya dalam paparan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah 2023-2027, Senin (27/11/2023). 

Alhasil, kini OJK menuangkan kebijakan strategis dalam Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah 2023-2027 memberikan arah kebijakan dari sisi industri dan masyarakat.

Saat OJK terus menggenjot peningkatan pangsa pasar syariah, bank-bank syariah menghadapi sejumlah tantangan yang menghambat pertumbuhannya.

Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo pun menyebut yang menjadi ganjalan adalah kala industri perbankan syariah saat ini masih jauh dari mesin perputaran uang terjadi di sektor usaha, di mana sebagian besar bisnis masih bergerak di sektor individual. 

“Kunci utama sebetulnya bagaimana kita bisa mengawal [kesan] kalau syariah itu enggak kolot dan terkesan eksklusif. Bahwa syariah ini bisa inklusif dan bisa business relevant,” katanya pada awak media dalam Economic Outlook, Jumat (17/11/2023).

Direktur Utama PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk. (PNBS) Bratha Widjaja menuturkan tantangan kian bertambah kala adanya kenaikkan suku bunga acuan yang mengakibatkan kenaikan bagi hasil bagi pendanaan.

Meski begitu, PNBS menyebut produk inovatif akan mampu menjadi motor dalam mempertahankan tingkat pendapatan dan profit bank serta memberikan alternatif pilihan di industri perbankan Tanah Air.

“Pada 2024, sejalan dengan core banking system, kami akan me-launching ulang mobile banking dan internet banking business,” ujarnya pada Bisnis yang dikutip Senin (27/11/2023).

Baginya, dengan berbagai fitur yang up to date dan advance, tentu juga akan membantu pihaknya mendukung pertumbuhan dana murah alias current account saving account (CASA). “Dan tentunya dengan rasio CASA meningkat, maka bottom line dapat meningkat,” sebutnya.

Adapun, PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk. (PNBS) membukukan laba bersih sepanjang kuartal III/2023 mencapai Rp215,47 miliar. Angka tersebut tumbuh 27,49% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan posisi sebelumnya Rp169 miliar.

Dari sisi intermediasi, sepanjang tahun berjalan PNBS telah menyalurkan pembiayaan mencapai Rp11,36 triliun tumbuh 17,02% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp9,7 triliun. 

Dari sisi pendanaan, Bank Panin Dubai Syariah telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp12,13 triliun pada kuartal III/2023, naik 11,52% dari yang sebelumnya Rp10,88 triliun pada kuartal III/2022.

Digitalisasi juga dilakukan oleh Unit Usaha Syariah PT Bank Permata Tbk. (BNLI) yang terus berkomitmen untuk terus tumbuh sembari menimbang untung rugi kala melakukan spin off.

Direktur Unit Usaha Syariah Permata Bank Herwin Bustaman mengatakan pada 2024, pihaknya akan fokus mengeluarkan produk digitalisasi yang inovatif.  

“Kami perkuat digitalisasi, diharapkan kami bisa berikan warna ke industri perbankan syariah,” ujarnya singkat dalam Public Expose, Kamis (23/11/2023).

Tercatat, Bank Permata Syariah merupakan pemain UUS yang juga memiliki aset bernilai jumbo dan berpotensi untuk di-spin off.  

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, aset UUS Bank Permata mencapai Rp37,54 triliun per September 2023 yoy, naik 18,78% dari sebelumnya Rp31,6 triliun per September 2022. Adapun, pembiayaan dari Permata Syariah sendiri tembus Rp22,62 triliun, naik 20,8% dibanding tahun lalu yakni Rp18,73 triliun.

Sementara itu, sang pemain besar dengan aset bernilai jumbo PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) pun makin mengoptimalisasi berbagai produk yang ada.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan pihaknya telah melakukan pembaruan dalam sistem cash management. 

Engine-nya [cash management] ini baru, lebih baik dari yang dulu, harapannya akan dipakai oleh banyak perusahaan untuk melakukan transaksi. Kalau transaksi naik, maka dana murahnya ya akan ikut naik,” katanya pada Bisnis beberapa waktu lalu. 

Selain itu, pihaknya juga akan fokus pada sisi ritel yaitu mobile banking dan juga QRIS.  Teranyar, BSI juga menjadi perbankan yang melayani transaksi QRIS di Singapura. “QRIS kita sudah tembus 22.000 dan terus kita dorong. Jadi, makin banyak customers yang memakai infrastruktur BSI, maka CASA-nya akan naik,” tuturnya.

BSI juga melengkapi produk dengan tabungan bisnis, yang baru dirilis tahun lalu. “Sekarang pengumpulan dana masyarakat tabungan bisnis ini lebih dari Rp5 triliun,” ungkapnya.

Tak hanya itu, sesuai dengan harapan OJK, di mana produk syariah harus memberikan dampak sosial dan kesehjateraan masyarakat,  kini BRIS siap mendorong instrumen keuangan sosial syariah, salah satunya wakaf uang. 

Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan BSI Deposito Wakaf ini semata-mata bukan mencari kuantitas atau volume, melainkan ini menjadi bukti tanggungjawab perbankan untuk memberikan kemaslahatan kepada ummat dan berkelanjutan.

“BSI berperan sebagai Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU) yang memfasilitasi para nazhir/pengelola wakaf untuk menempatkan dana wakaf uang melalui bank syariah,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Sebagai informasi, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) ber mencetak laba sebesar Rp4,20 triliun atau bertumbuh 31,04% secara tahunan. 

Adapun dari segmen pembiayaan, penyaluran pembiayaan tercatat tumbuh positif, dengan kualitas yang sehat dan terjaga. Hingga September 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp232 triliun, bertumbuh 15,94% yoy.

Selain itu komposisi DPK (dana pihak ketiga) didominasi oleh dana murah. Hingga September 2023, penghimpunan DPK mencapai Rp262 triliun. Dari angka tersebut, komposisi dana murah berupa tabungan sebesar Rp115 triliun dan giro Rp42 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper