Bank Jago dan Superbank
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Jago Tbk. (ARTO) Arief Harris Tandjung pun membenarkan bahwa persaingan yang dihadapi memang tidak hanya sesama bank digital atau bank berbasis teknologi, namun juga dengan bank konvensional yang mengembangkan layanan digital
Meski begitu, dia menilai persaingan ketat di bank digital justru akan berdampak baik ke industri.
"Ini kondisi yang tentunya baik untuk customer agar dapatkan banyak pilihan. Ini juga membuat kita terpacu," ujarnya dalam Public Expose, Rabu (29/11/2023).
Dia menambahkan bahwa pasar yang disasar Bank Jago pun masih besar, di mana penduduk usia muda yang terbiasa menggunakan platform digital untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terus bertumbuh. Adapun, bagi Bank Jago, kunci menghadapi persaingan ketat itu adalah inovasi.
"Kuncinya kita terus berupaya berinovasi, tidak berhenti berikan layanan yang lebih baik lagi sesuai dengan perkembangan tren dan minat pengguna atau nasabah dalam memenuhi kebutuhan mereka kedepannya. Kalau kita berhenti inovasi, maka akan tersingkir dari persaingan," ujar Arief.
Di sisi lain, Chief Business Officer Superbank Sukiwan juga tak menutup mata bahwa kompetisi yang terjadi di industri saat ini bukanlah kompetisi antar bank digital, melainkan kompetisi dalam industri perbankan secara luas
Baca Juga
Walau, produk dan layanan perbankan pada umumnya menawarkan hal yang serupa, akan tetapi bagi Sukiwan yang membedakan tiap bank digital adalah bagaimana cara beradaptasi dan berinovasi dengan cepat untuk menyediakan solusi keuangan, pelayanan, dan user experience yang terbaik bagi nasabah.
“Sebagai pemain baru dalam perbankan digital, fokus Superbank saat ini adalah menyediakan tiga produk keuangan dasar bagi konsumen, yakni tabungan, layanan pembayaran, dan pinjaman,” tuturnya.
Lebih lanjut, Sukiwan menuturkan ekosistem dan pemegang saham hingga regulasi menjadi hal yang penting untuk membangun kredibilitas sehingga memberikan rasa aman dan proteksi bagi konsumen.
Sebagaimana diketahui, persaingan bank digital makin ketat seiring dengan bermunculannya bank-bank digital baru di Indonesia. Bank besutan Astra Group yakni BJJ misalnya meluncurkan layanan perbankan digital bernama Bank Saqu pada pekan lalu (20/11/2023).
Tak hanya itu, Superbank yang sebelumnya bernama PT Bank Fama International meluncurkan produk aplikasi Superbank secara terbatas pada (18/11/2023).
Superbank menawarkan bunga pada produk simpanan 6% dan biaya transfer Rp1 untuk menggaet nasabah. Superbank juga mengandalkan ekosistem Grup Emtek, Grab, hingga Singtel.
Menariknya, tepat satu bulan sebelumnya, ada Bank Jago yang juga mengandalkan ekosistem GoTo dalam meraup banyak simpanan nasabah, termasuk pengembangan layanan ‘GoPay Tabungan by Jago’ pada bulan lalu, (18/10/2023). Di mana, tak hanya untuk meraup simpanan, integrasi dengan ekosistem GoTo akan digencarkan untuk penyaluran kredit.