Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Terbang, Saham Bank Jago (ARTO) Hari Ini Ditutup Longsor 11,46%

Berdasarkan data RTI Business, harga saham ARTO turun 11,46% dalam 24 jam terakhir dan ditutup pada level Rp3.090.
Logo Bank Jago/Istimewa
Logo Bank Jago/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Harga saham bank digital PT Bank Jago Tbk. (ARTO) telah terbang dalam sebulan terakhir. Namun, pada perdagangan awal pekan ini (4/12/2023), harga saham ARTO merosot.

Berdasarkan data RTI Business, harga saham ARTO turun 11,46% dalam 24 jam terakhir dan ditutup pada level Rp3.090.

Pada perdagangan terakhir pekan lalu, atau Jumat (1/12/2023), ARTO ditutup pada zona hijau dengan penguatan 9,06% ke level Rp3.490 per saham.

Adapun, dalam sebulan harga saham Bank Jago masih tercatat naik 58,87%. Meskipun, sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) harga saham ARTO jeblok 16,94%.

Seiring melesatnya harga saham ARTO dalam sebulan terakhir, tim JP Morgan bahkan sempat memberikan pandangan optimistis terhadap prospek sahamnya. Hal itu tecermin dari peringkat overweight yang disematkan kepada ARTO melalui riset akhir Oktober 2023.

Kendati demikian, pandangan itu berubah. Dilansir dari Bloomberg, Tim Analis JPMorgan yang di dalamnya termasuk Harsh Wardhan Modi menulis sebuah catatan yang menyarankan investor memangkas eksposur terhadap saham ARTO. 

“Reli harga saham ARTO dalam sebulan terakhir terlalu dipenuhi banyak optimisme,” ujarnya dikutip dari Bloomberg beberapa waktu lalu.

Dengan demikian, JP Morgan merevisi turun peringkat saham ARTO dari overweight atau buy menjadi netral dengan target harga tetap di Rp2.700. Perbankan investasi asal Amerika Serikat itu menilai valuasi sudah sangat mahal.

Bloomberg melaporkan Macquarie juga telah merevisi turun peringkat saham ARTO dari netral menjadi underperform dengan target harga Rp1.600.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani juga mengatakan kinerja saham bank digital seperti ARTO memang naik dalam sebulan terakhir, tetapi masih jeblok sepanjang tahun berjalan.

"Ini karena harga saham mereka masih overvalued. Valuasi mereka [emiten bank digital] tidak wajar, investor pun lebih cenderung untuk jual/lepas saham tersebut untuk saham yang yang lebih kondusif," katanya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Menurutnya, emiten bank digital seperti ARTO juga wajar mendapatkan rekomendasi sell karena kurang prospektif.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper