Pada umumnya aset kredit bermasalah yang dijual BTN berupa apartemen atau hotel. BTN juga turut melakukan kesepakatan dengan IFG Life terkait pembayaran klaim-klaim tertunda sekitar Rp500 miliar yang ditargetkan rampung tahun ini.
Saat ini, BTN mencatatkan NPL gross di level 3,53% pada September 2023, naik 8 basis poin dari periode yang sama tahun lalu yaitu 3,45% pada September 2022. Di sisi lain, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) sendiri akan terus menjaga rasio NPL stabil di level 1% hingga 1,3% di akhir tahun.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin menyebut saat ini menjaga kualitas aset menjadi penuh tantangan hingga pertengahan tahun 2024. Oleh karena itu, perseroan lebih mawas diri dalam menyalurkan kredit pada sejumlah segmen.
“Jadi, kami terus melakukan analisis sensitivitas dan stress test pada semua portofolio kredit kami,” ujarnya.
Siddik menyebut, untuk saat ini, perseroan lebih berhati-hati dan terus memantau fluktuasi harga komoditas. Ini tecermin bagaimana perseroan terus melakukan proyeksi bersama Chief Economist dalam melihat potensi harga komoditas tahun depan, berdasarkan global demand dan supply.
Selain itu, BMRI pun lebih prudent kala menyalurkan kredit pada segmen yang berpotensi terkena dampak dari geopolitik di Timur Tengah. “Karena menurut kami kalau krisis di Gaza terekskalasi, kemungkinan akan berdampak pada supply demand dari oil dan berdampak pada kenaikan harga minyak. Jadi, kita harus melakukan sensitivitity analyst pada debitur,” ungkapnya.
Baca Juga
BMRI juga melakukan mitigasi pada sejumlah sektor yang permintaan akan produk mereka harus diekspor ke negara yang pertumbuhan ekonominya terdampak dari geopolitik atau makro ekonomi environment.Tercatat, posisi nonperforming loan BMRI bank only melandai ke level 1,36% per September 2023, turun 90 basis poin (bps) dibanding periode yang sama tahun lalu di level 2,26%.