Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah bank besar seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) hingga PT Bank Syariah Indonesia Tbk alias BSI (BRIS) kompak menaikkan biaya kartu debit kepada para nasabahnya. Lantas, apa penyebabnya?
Adapun, penyesuaian biaya bulanan kartu debit sendiri diawali oleh BSI yang memberlakukannya sejak Desember 2023. Kemudan, disusul BCA yang bakal efektif pada pekan ketiga, tepatnya 19 Januari 2024 dan CIMB Niaga yang akan mengenakan biaya terbaru per 1 Februari 2024.
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi mengatakan perubahan ini dilakukan sejalan dengan peningkatan biaya pengadaan kartu debit chip sebagai dampak dari kelangkaan chip di market
“Penyesuaian biaya kartu debit CIMB Niaga berlaku untuk tipe Mastercard,” katanya pada Bisnis, Rabu (10/1/2024
Dia pun menyebut, untuk OCTO Debit Card, terdapat perubahan biaya bulanan dari yang sebelumnya Rp2.000 menjadi Rp5.000
“Biaya ini tidak berlaku untuk kartu debit Master Card Junior, Indie dan Preferred, sementara kartu debit GPN tidak ada biaya bulanan,” ujarnya
Baca Juga
Dia menuturkan untuk biaya penggantian kartu debit pun berubah dari Rp20.000 menjadi Rp30.000 per 1 Februari 2024, namun tidak ada biaya untuk penggantian kartu debit dikarenakan habis masa berlaku alias expired.
Hal serupa juga disampaikan BSI melalui laman resminya, “Sehubungan dengan meningkatnya biaya chip kartu pasca pandemi dan untuk meningkatkan layanan kartu BSI debit, maka terdapat penyesuaian admin bulanan,” tulis manajemen perseroan
Sebagaimana diketahui, untuk Tabungan Akad Mudharabah, BSI mengenakan biaya admin bulanan pada GPN Silver sebesar Rp2.000. Lalu, GPN Gold dan Visa Silver sebesar Rp3.000, kemudian GPN Platinum dan Visa Gold (termasuk Debit Haji/Debit Mabrur) menjadi Rp4.000 serta Visa Platinum menjadi Rp5.000.
Di samping itu, BCA juga akan melakukan penyesuaian biaya administrasi bulanan hanya pada rekening Tahapan Xpresi per 19 Januari 2024, dari sebelumnya Rp7.500 per bulan menjadi Rp10.000 per bulan. Untuk jenis rekening lainnya, tidak ada perubahan biaya administrasi bulanan.
Prospek Kartu Debit
Meski eksistensi kartu debit digadang-gadang bakal tergerus dengan transformasi pembayaran digital seperti QRIS, namun pihak bank masih optmistis bahwa kebutuhan akan penggunaan kartu fisik tetap tinggi
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi atau yang kerap disapa Dede itu menuturkan kartu debit tetap akan melengkapi kebutuhan transaksi masyarakat.
Hal ini tercermin pada peningkatan jumlah transaksi kartu debit sebesar 14% serta peningkatan volume sebesar 50% per November 2023 dibandingkan November 2022.
“CIMB Niaga tetap berkomitmen agar nasabah mendapatkan manfaat lebih dari kartu debit, dengan memberikan promo-promo kartu debit sepanjang tahun baik di merchant offline maupun online,” ujarnya pada Bisnis.
Adapun, perseroan juga terus putar otak dalam mengembangkan fitur kartu debit CIMB Niaga. Misalnya, dengan memfasilitasi transaksi di luar negeri secara otomatis mendebet rekening valas sesuai mata uang negara bersangkutan, sehingga transaksi nasabah tidak dikenakan konversi kurs. Sehingga, nasabah hanya perlu memastikan rekening valas bersangkutan sudah terhubung ke kartu debit
Tak hanya itu, untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bertransaksi di offline merchant, dirinya menuturkan kartu debit Mastercard fisik juga dilengkapi fitur nirsentuh (contactless
Bahkan, kata Dede, kartu debit CIMB Niaga Master Card saat ini juga sudah tersedia versi digital tanpa kartu fisik yang bisa diakses melalui smartphone nasabah, dan dapat digunakan untuk bertansaksi online.
“Serta aman dilengkapi fitur 3D Secure dari Mastercard,” katanya
Sikap ini pun diamini Corporate Secretary BSI Gunawan Arif Hartoyo yang memandang bahwa penggunaan kartu debit masih akan dibutuhkan untuk melayani nasabah yang masih melakukan tarik tunai di ATM menggunakan kartu, transaksi di merchant dengan nominal besar, serta transaksi di luar negeri
“Selain itu, BSI fokus pada Islamic Ecosystem diantaranya transaksi pembelian paket umrah dan wisata halal, di mana transaksi pembelian paket umrah dan wisata halal tersebut masih membutuhkan kartu debit mengingat nominal transaksi yang besar,” ujarnya pada Bisnis.
Hal senada juga disampaikan EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn yang menyebut perseroan melihat penggunaan kartu debit masih memiliki peranan penting dan menjadi pilihan masyarakat dalam melakukan transaksi perbankan.
Terbukti, nilai transaksi kartu debit BCA bertumbuh mencapai Rp1.814 triliun per September 2023. Sementara saat ini jumlah kartu debit BCA mencapai 34,4 juta, atau tumbuh 18,6% secara tahunan
"BCA juga secara konsisten memberikan nilai tambah kepada nasabah kartu kredit dengan menghadirkan beragam promo menarik di berbagai segmen kebutuhan nasabah," ungkapnya.